INDOPOS.CO.ID – Indeks literasi membaca siswa di Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil Pisa, Indonesia masih menempati urutan buncit dari negara-negara lainnya.
“Tahun lalu kami mencetak dan mendistribusikan 15 juta lebih buku ke sekolah. Ini tujuannya untuk menarik minat baca siswa,” ungkap Kepala Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset, Teknologi (Kemendikbudristek) Supriyanto di Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Ia menyebut, buku-buku baca tersebut didistribusikan ke sekolah di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) dan wilayah non 3T.
“Kami di perbukuan membuat model buku sesuai tingkat pembaca. Sehingga tepat sasaran dan tidak membosankan,” katanya.
Ia menyebut, ada beberapa jenjang atau tingkat buku bagi pembaca. Dari jenjang A untuk pramembaca hingga jenjang D dan E untuk pembaca mahir.
“Ini (pembaca mahir) bentuknya bisa berupa novel,” ucapnya.
Selain itu, dikatakan dia, Kemendikbudristek juga memberikan pembinaan kepada pelaku perbukuan dan sertifikasi.
“Selain ketersediaan buku, kami juga membina pelaku perbukuan dan memberikan standar sertifikasi,” ungkapnya. (nas)