Awas! Pola Asuh Orangtua yang Keras Picu Stres pada Remaja

asuh

Ilustrasi orang memeriksa kesehatan. Foto: dokumen INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Kesehatan jiwa atau yang sering disebut kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan yang berkaitan dengan psikologis, emosional dan sosial seseorang. Isu kesehatan mental kian menjadi perhatian publik sejak beberapa tahun terakhir.

Gangguan kesehatan mental tidak hanya berpotensi dialami oleh generasi Z, menurut World Health Organization (WHO) pada 2019, secara global 1 dari 8 orang di dunia mengalami masalah kesehatan mental dan hal ini dialami oleh rentang usia dari remaja hingga dewasa.

“Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik,” ungkap Medical Manager Halodoc, dr. Monica C. Dewi kepada INDOPOS.CO.ID, Minggu (15/10/2023).

Ia mengungkapkan, gangguan kesehatan mental memiliki gejala-gejala awal yang perlu disadari dan deteksi dini. Gejala ataupun gangguan kesehatan mental dapat terjadi di berbagai kalangan dengan beberapa faktor.

Di antaranya, lanjut dia, mengalami perasaan tertekan, cemas hingga tegang yang membuat seseorang menjadi stres dan menuntut tubuh untuk melakukan penyesuaian. “Saat gejala tersebut mulai mengganggu produktivitas, maka sebaiknya segera melakukan konsultasi kepada tenaga medis profesional seperti psikolog atau psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat,” katanya.

“Konsultasi dengan ahli juga diperlukan, agar seseorang terhindar dari self-diagnose yang dapat membahayakan diri,” imbuhnya.

Dikatakan dia, masyarakat dari berbagai rentang usia dapat menghadapi masalah yang berkaitan dengan kesehatan mental. Di antaranya remaja yang rata-rata dapat mengalami stres dan kecemasan berlebih yang dipicu oleh pola asuh orang tua yang keras dan pernah mengalami bullying.

“Dewasa muda dapat mengalami depresi, rasa cemas dan diikuti dengan serangan panik serta sulit tidur. Gejala-gejala ini cenderung banyak dialami oleh wanita dibandingkan pria,” ungkapnya.

Untuk orang tua, lanjut dia, para ibu maupun orang tua berisiko mengalami postpartum depression. Dan merasa bingung atau resah mengenai tumbuh kembang anak mereka. Orang tua juga biasanya dapat mengalami stress karena tuntutan socio-economic. (nas)

Exit mobile version