INDOPOS.CO.ID – Bakal calon presiden capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan menghadiri Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Gedung Serbaguna Minhaajurrosyidiin, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Dalam sambutannya Anies mengapresiasi LDII karena membawa tema yang amat relevan untuk Indonesia ke depan.
“Ketika kita bicara Indonesia ke depan, nomer satu adalah manusianya, tema untuk Mewujudkan SDM Profesional Religius dalam Bingkai NKRI Menuju Indonesia Emas 2045 itu LDII sudah on the right track, insya Allah tercapai,” ucap Anies mengawali sambutannya.
Fokus LDII terkait mengembangkan kualitas manusia Indonesia melalui berbagai pendekatannya itu berjalan berdampingan dengan visi pasangan AMIN, dimana pada 2045 Indonesia perlu menjadi satu kemakmuran, meskipun terdapat banyak sekali tantangan untuk mewujudkannya.
“Karena kita ingin bangsa kita utuh, supaya utuh harus ada kesetaraan dan keadilan. Kalau kita tak bereskan maka situasi kita menjadi rentan kita terjadi perpecahan,” jelas Anies.
“Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di luar Jawa Sumatera tertinggal satu dekade, ini tidak bisa dibiarkan. Karena akan membuat ketimpangan meningkat. Kita perlu serius bereskan IPM secara teritorial supaya peningkatan kualitas manusia menjadi merata,” lanjutnya.
Anies bahkan menitipkan usulan agar LDII menyiapkan pribadi-pribadi dengan kompetensi abad 21, dimana pribadi tersebut memiliki akhlaq atau karakter yang baik, memiliki kompetensi dan skill yang mumpuni.
“Kami titip kembangkan kompetensi abad 21, pertama pondasi akhlaq/karakter dibagi jadi dua unsur, karakter moral dan jangan lupa karakter kinerja. Saya usul dua karakter ini dikuatkan agar unsur kinerja menjadi sesuatu, dan itu dijaga dengan nilai sebagai pondasinya,” paparnya.
Sementara itu untuk penyiapan kompetensi ada 4 hal yang harus diperhatikan. Pertama kemampuan berpikir kritis, sekolah harus memasukkan unsur ini dalam prioritas pengajaran agar kita tak mudah diombang-ambingkan informasi.
“Kedua anak harus kreatif, yang ditumbuhkan dalam suasana belajar yang menyenangkan, tiga komunikatif dan keempat anak itu kolaboratif,” tutur Anies. Sedangkan untun skill perlu untuk memperkuat literasi bacaan melalui pembiasaan.
“Jika itu dilakukan maka LDII akan turut menyumbang jalan keluar untuk ketimpangan yang terjadi saat ini, jika itu dikerjakan serius maka terjadi pemerataan,” tandasnya. (dil)