Bangun Institusi yang Tangguh, Jenderal Agus Subiyanto Usung “TNI PRIMA”

subiyanto

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agus Subiyanto. Foto: Puspen TNI for indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agus Subiyanto menyampaikan visinya sebagai calon Panglima TNI.

Visi utamanya adalah menjadikan TNI sebagai lembaga yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif (PRIMA).

“Saya memiliki visi untuk TNI yang PRIMA, yaitu TNI yang profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif. Visi ini bertujuan membangun institusi TNI yang tangguh dan memiliki kemampuan tinggi untuk menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang dapat membahayakan integritas bangsa dan negara,” katanya dalam keterangan Senin (13/11/2023).

Abiturien Akademi Militer tahun 1991, yang meraih nilai terbaik kedua se-Jawa Barat, berkeinginan melanjutkan perwujudan TNI yang profesional. Hal ini dilakukan dengan memastikan bahwa setiap prajurit mendapatkan pelatihan yang baik, termasuk penyediaan pelatihan yang memadai, dan memastikan bahwa mereka dilengkapi dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang modern.

“Fokus pembinaan profesionalisme TNI adalah pemenuhan alutsista yang modern, perlengkapan peperangan, dan satuan, dengan mempertimbangkan tipologi penugasan,” kata Agus.

Selain itu, mantan Kepala Penerangan Kopassus (Kapen Kopassus) juga menyebutkan aspek-aspek lain menyangkut upaya peningkatan profesionalisme TNI serta terkait tata kelola organisasi yang baik (well-organized), dan kesejahteraan prajurit (well-paid).

“Berbagai tunjangan prajurit di daerah operasi masih perlu mendapatkan perhatian, termasuk fasilitas perumahan, pendidikan, dan kesehatan yang layak juga diperlukan bagi prajurit dan keluarganya; karena hal ini sangat berpengaruh pada moral dan semangat prajurit saat melaksanakan tugas,” jelas Agus.

Kemudian visi TNI yang responsif, Agus menyatakan beberapa isu. Antara lain potensi konflik di Laut China Selatan, Papua, Pemilu 2024, dan bencana alam.

Sementara terkait Papua, Agus mencanangkan pendekatan smart power, yaitu kombinasi antara hard power, soft power, dan diplomasi.

“Hard power melalui siaga tempur untuk menghadapi kombatan dalam rangka penegakan hukum. Soft power dengan mendukung pelaksanaan percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua. Pendekatan soft power tersebut sepatutnya dilakukan secara bersama-sama, bersinergi antara TNI dengan semua kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan terkait,” tegas Agus.

Diberitakan sebelumnya, setelah menjalani uji kepatutan dan kelayakan di hadapan Komisi I DPR RI, Agus Subiyanto, calon tunggal Panglima TNI yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono, telah menghadirkan visi dan misi sebagai fokus utama dalam pelayanan kepemimpinan militernya.

Proses pemeriksaan tersebut menjadi forum bagi Komisi I DPR RI untuk mendalami secara menyeluruh visi dan misi yang disampaikan oleh Agus Subiyanto. Dalam rangkaian pertanyaan dan diskusi, beberapa isu penting pun diajukan, seperti bagaimana Agus akan mengatasi tantangan pengamanan Pemilu 2024, menjaga netralitas TNI, dan menangani isu-isu yang berkaitan dengan Papua.

Agus Subiyanto, sebagai calon Panglima TNI, diharapkan mampu memberikan jawaban yang memuaskan dan strategis terkait isu-isu tersebut, sesuai dengan tuntutan politik dan keamanan nasional. Pada akhirnya, proses ini menjadi langkah penting dalam menentukan keberlanjutan kepemimpinan militer yang efektif dan sesuai dengan dinamika politik serta keamanan nasional. (fer)

Exit mobile version