INDOPOS.CO.ID – Pengurus Pusat Pemuda Katolik menggelar Konferensi Cendekiawan dan Akademisi dalam rangka menyongsong Pemilu 2024 dengan tema ‘Melangkah Pasti Menuju Indonesia Emas 2045’.
Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma mengungkapkan, dal konferensi tersebut, pihaknya mengeluarkan beberapa rekomendasi. Diantaranya adalah menekankan untuk menjaga persatuan-kesatuan saat Pemilu 2024 hingga melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Dengan demikian, menghadapi Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, kita semua diharapkan mampu menjaga kondusifitas dan tidak termakan isu-isu yang memecah belah anak bangsa. Partisipasi dan gagasan konkret dari cendekiawan dan akademisi katolik dapat memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam memastikan bahwa proses politik di Indonesia mendukung keberlanjutan pembangunan menuju Indonesia Emas 2045,” kata Gusma kepada awak media, Minggu, 17 Desember 2023.
Gusma menjelaskan, terkait Pancasila kuat Indonesia maju, Pemuda Katolik mendorong penyelenggaraan program pendidikan Pancasila yang kekinian dan relevan dengan kebutuhan Gen Z.
Kemudian, Pemuda Katolik juga mendorong calon pemimpin untuk mengadopsi prinsip kepemimpinan yang berlandaskan Pancasila, seperti transparansi, keadilan, dan tanggung jawab.
“Pemuda Katolik mengingatkan kandidat yang berkontestasi dalam Pemilu untuk menghindari kampanye hitam dan strategi politik yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.
Lalu, dari segi pembangunan SDM kompetitif dan adaptif menuju Indonesia maju, Pemuda Katolik mendorong komitmen penyelenggara negara terhadap penanganan stunting sejak dini melalui pemberian gizi yang berkualitas, seimbang, dan gratis.
Kemudian, juga diharapkan adanya akselerasi revitalisasi konsep sekolah berasrama dan pembangunan universitas Katolik. “Pemuda Katolik mendorong penyelenggaraan pelatihan dan asistensi teknis berbasis
kompetensi secara konsisten dan berkelanjutan,” tambahnya.
Lalu, Pemuda Katolik mendorong pemerintah untuk mengatasi kesenjangan antar generasi
melalui pendidikan yang inklusif dan berkarakter melalui kurikulum yang konsisten dan adaptif.
Lebih dalam, Gusma menyebut bahwa dalam hal kolaborasi keberlanjutan program Pemerintah, pihaknya membangun konsultasi dan dialog antara pemerintah dan komunitas Katolik untuk memahami dengan lebih baik kebutuhan dan aspirasi lokal.
Lalu, Pemuda Katolik bersama Gereja, tokoh masyarakat, dan pemimpin komunitas Katolik terlibat aktif dalam proses perencanaan dan evaluasi program pemerintah.
“Pemuda Katolik membangun kolaborasi yang terdiri dari perwakilan pemerintah,
tokoh agama Katolik, dan masyarakat setempat. Pemuda Katolik mendukung dan mengawal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang inklusif dan berkelanjutan,” tutupnya. (gin)