INDOPOS.CO.ID – Konsep ekonomi biru yang diusung Ganjar-Mahfud bertujuan memaksimalkan kontribusi sektor laut terhadap pertumbuhan ekonomi. Dan tidak mengabaikan kelestarian lingkungan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Chico Hakim dalam keterangan tertulis, Rabu (27/12/2023).
Ia mengatakan, spirit dari pengembangan ekonomi biru tersebut untuk mengangkat harkat kehidupan para nelayan. Dan itu sesuai komitmen Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.
“Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, komitmen untuk membebaskan nelayan dari jerat utang. Dan strategi itu tertuang dalam program ekonomi biru,” jelasnya.
Lebih jauh ia mengungkapkan, dalam upaya membebaskan nelayan dari jerat utang, Ganjar-Mahfud berencana untuk mendongkrak produksi perikanan budi daya, membangun industri pengolahan hasil perikanan, memeratakan sentra-sentra perikanan, dan memperbaiki regulasi.
Langkah konkret ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan nelayan. Selain itu, Ganjar-Mahfud juga berkomitmen untuk memberikan beragam insentif dan stimulus kepada para nelayan.
Hal ini, lanjut dia, dengan melibatkan pendampingan dan pelatihan secara rutin, pemberian bantuan alat tangkap atau subsidi solar, serta pemutihan kredit macet para nelayan. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan dorongan ekonomi yang signifikan.
“Pendataan yang akurat menjadi penting sebagai langkah awal untuk mewujudkan bantuan yang tepat sasaran. Dengan pendataan yang baik, bantuan dapat disalurkan dengan lebih efisien, sehingga nelayan yang membutuhkan dapat mendapatkan dukungan yang sesuai,” jelasnya.
Diketahui, tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, Ganjar-Mahfud juga berencana membangun infrastruktur pendukung di laut, seperti pasar apung dan rumah sakit apung. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk memudahkan para nelayan dalam beraktivitas dalam waktu yang lebih lama, sehingga hasil tangkap dapat meningkat dan berdampak langsung pada pendapatan.
Sebelumnya, dalam acara Food & Agriculture Summit III di IPB Bogor, Ganjar mengungkapkan bahwa sekitar 8,25 persen dari total kredit macet di Indonesia berasal dari sektor perikanan, dan ia berjanji untuk menghapus utang nelayan menjadi langkah awal
Ganjar menegaskan bahwa dengan data kelompok nelayan yang masuk ke dalam pangkalan data nasional, tindakan afirmatif dapat dilakukan dengan lebih mudah dan akurat.
“Saya komitmen untuk urusan Satu Data Indonesia biar Ganjar yang bereskan. KTP sakti adalah solusinya,” tegas Ganjar. (nas)