INDOPOS.CO.ID – Pasangan calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berkomitmen lulusan SMK pasti mendapatkan pekerjaan. Komitmen ini dipertegas Ganjar-Mahfud melalui program ‘SMK Gratis Lulus Langsung Kerja’.
Ketika berkampanye di Wonogiri, Jawa Tengah pada Jumat (29/12/2023) lalu, Ganjar menjelaskan program ini akan membantu siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan secara gratis.
“Ini adalah sekolah khusus untuk siswa dari keluarga tidak mampu yang memakai model asrama. Maka semua biaya keperluan hidup dan biaya keperluan belajar siswa akan ditanggung negara,” ujar Ganjar Pranowo.
Selain itu, Ganjar juga memastikan lulusan SMK pasti mendapatkan pekerjaan, karena akan bekerja sama dengan dunia industri.
“Kita kerjasamakan dengan dunia industri sehingga begitu lulus mereka langsung bekerja, bahkan ada yang di luar negeri. Dengan gaji besar, anak-anak ini akhirnya bisa mengangkat ekonomi keluarganya lepas dari garis kemiskinan,” tambah Ganjar.
Senada dengan Ganjar Pranowo, Ekonom INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan, pendidikan vokasi seperti SMK, memang perlu berhubungan dengan sektor industri. Menurut dia, sektor industri perlu didorong agar bekerja sama dengan sektor pendidikan.
“Kita harapkan apa yang di-provide oleh sektor pendidikan dalam hal ini tenaga kerja yang siap untuk bekerja itu bisa langsung terserap oleh industri. Kita ingin bahwa sektor industri bisa setidaknya memiliki investasi di sektor pendidikan,” kata Andry dikutip Kamis (4/1/2024).
“Nah ini yang menurut saya tantangan bagi masing-masing paslon, bagaimana agar sektor industri ini tidak berdiri sendiri, tidak ada link and match dengan sektor pendidikan yang ada,” tambah Andry.
Sementara peran pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah, sebagai penengah yang menghubungkan tenaga kerja dengan industri juga harus didorong.
“Harus ada peran pemerintah, bagaimana pemerintah juga bisa invest di sektor pendidikan, tetapi di saat bersama, tetapi di saat bersamaan dia juga menghubungkan dengan sektor industri yang ada,” ungkap Andry.
“Pertama, memprioritaskan tenaga kerja lokal, di mana bukan sekedar diprioritaskan tetapi memiliki kualitas terbaik,sehingga industri tidak perlu kebingungan mencari tenaga kerja dari luar daerah, mereka tinggal mendapatkan itu dari daerah setempat,” tambah Andry.
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas, lewat pendidikan, vokasi dan juga standarisasi keahlian berskala regional.
“Keahliannya itu perlu di standarisasi dan dikenal. Sertifikasi jangan hanya dikenal di lokal saja, kita berhadap standarisasi bisa berlaku di ASEAN,” katanya. (nas)