Kemenag: Musik dan Film Jadi Instrumen Penguatan Moderasi Beragama di Era 5.0

Kemenag: Musik dan Film Jadi Instrumen Penguatan Moderasi Beragama di Era 5.0 - musik ip - www.indopos.co.id

Dialog publik, pergelaran musik, dan film moderasi beragama digelar Balitbang Diklat, Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta. (Indopos.co.id/Nasuha)

INDOPOS.CO.ID – Kehadiran maestro musik dangdut Indonesia Rhoma Irama menjadi sorotan utama pada Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama yang digelar oleh Balitbang Diklat Kementerian Agama di Jakarta. Kegiatan yang dihelat hingga Minggu (7/1/2024) tersebut dimeriahkan bakat muda Indonesia yang telah meraih prestasi di bidang musik.

Di antaranya Donny Evans, juara 1 lomba musik moderasi beragama, dan Siska Septiani, juara 1 Forsa Idol tingkat nasional. Dan Ayuning Niwang Nastiti, dara manis kebanggaan UIN SGD Bandung dan kontestan KDI 2018 lalu.

Hal ini menunjukkan bahwa musik bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana efektif untuk menyuarakan pesan moderasi beragama. Sebagai wujud moderasi beragama yang merangkul keberagaman.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang Diklat), Kementerian Agama (Kemenag) Suyitno mengatakan, pemilihan musik dan film sebagai instrumen penguatan moderasi beragama adalah langkah bijak di tengah arus 5.0. Platform konvensional seperti TOT, MOT, penggerak, dan insersi dalam kurikulum telah memberikan dampak positif.

“Namun, lebih dari itu, musik dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif. Musik, dengan sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa,” ujar Suyitno dalam keterangan, Sabtu (6/1/2023).

Sementara itu, Rhoma Irama di depan para penonton mengungkapkan, telah menjadikan musik sebagai media edukasi, berdakwah, dan alat untuk mempersatukan bangsa. Menurutnya, Sejak 13 Oktober 1973, ia mendeklarasikan Soneta sebagai “the voice of muslim,” dan hingga kini, ia terus berjuang untuk mengaktualisasikan perannya sebagai pembawa pesan moderasi beragama.

Observasi bertahun-tahun menunjukkan efektivitas dakwah melalui musik, sebagaimana Rhoma Irama diundang ke Amerika Serikat dalam rangka International Conference on Islam and the Council of Indonesia and Malaysia. Di sana, keberhasilannya diakui sebagai bukti bahwa musik efektif untuk berdakwah dan membangun karakter manusia.

Rhoma juga berbagi testimoni inspiratif seorang dosen di Surabaya, yang hidupnya terinspirasi oleh lirik-lirik lagunya. Menurutnya, musik memiliki daya konkrit untuk membentuk karakter seseorang, “The power of music can change a person’s character,” ungkap Rhoma.

Berkat moderasi beragama, Rhoma Irama melihat adanya local wisdom dalam budaya yang mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. “Ingat bahwa seni, terutama musik, memiliki kekuatan besar untuk merusak atau membangun,” katanya. (nas)

Exit mobile version