Menhan Prabowo Buktikan Parameter Menteri Berkinerja Paling Memuaskan

Upacara-Komcad

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mewakili Presiden Joko Widodo memimpin Upacara Penetapan Komponen Cadangan (Komcad) Tahun 2023 sebanyak 2.497 orang di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jumat (11/8/2023). Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Nama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo mencuat di urutan pertama dalam beberapa survei yang dirilis pada tahun 2023 mengenai kepuasan publik terhadap para menteri.

Hal ini mendapat tanggapan dari pengamat birokrasi Varhan Abdul Aziz yang menjelaskan survei yang dilakukan oleh Indikator Politik, Indo Strategi, dan Poltracking Indonesia sebagai jawaban keseriusan Prabowo dalam menunjukan kinerjanya kepada rakyat.

“Intitusi yang paling kredibel dalam menilai prestasi kinerja menteri tentunya lembaga survei dan lembaga internasional yang kredibel, bukan kompetitor, karena tidak mungkin mereka mau memuji kandidat lain yang bisa menurunkan elektabilitasnya sendiri,” tegasnya, kepada media, Minggu (14/1/2024).

Varhan mengungkapkan Prabowo telah lama berada di luar pemerintahan, sebelum menjadi menhan.

“Ketika pak Prabowo berada di luar, rakyat hanya dapat mengukur kemampuan kinerja dan kepemimpinannya dari masa lalu di bidang militer, ditambah membangun sebuah partai dari nol hingga menjadi partai terbesar ketiga dalam perolehan kursi DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), sehingga ketika menjadi Menteri Pertahanan publik dapat melihat dengan jelas apakah orang ini dapat menunjukan kinerja maksimal, dan terbukti masyarakat percaya penuh,” terangnya.

Parameter jelas kinerja Menhan yang membuat masyarakat menilai kinerja Prabowo terbaik diantara menteri Jokow Widodo lainnya menurut Varhan adalah stabilitas Indonesia dari Ancaman Gangguan Hambatan dan Tantangan (AGHT) dari negara lain.

“Negara sebagai aktor dalam hubungan internasional menjadi potensi serius sebagai ancaman terhadap negara lainnya, di masa Pak Prabowo stabilitas dan ketenangan bernegara kita terhadap hubungan dengan negara lain terjamin, terbukti dengan tidak adanya konflik yang berdampak pada kedamaian hidup rakyat Indonesia,” seru Varhan.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) ini mencontohkan, Indonesia bersyukur karena kinerja baik Menhan Prabowo, rakyatnya hidup damai dan tenang, bila dibandingkan dengan saudara-saudara kita di negara Timur Tengah seperti Suriah, Yaman, Palestina, Irak, Afghanistan dan negara-negara lain yang hidup dalam konflik.

“Potensi kematian rakyat Suriah akibat konflik dan perang yang terjadi selama 10 tahun terakhir berdasarkan data OHCHR (Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terdapat 84 nyawa melayang setiap harinya, sedangkan Indonesia hampir tidak ada,” ungkap Varhan.

Ia menyebutkan ketika suatu negara berada dalam ketenangan kondisi yang bebas dari konflik dengan negara lain, tidak ada ketegangan dengan negara, potensi kematian karena perang dan serangan tidak ada, hubungan diplomasi dengan negara lain baik, tidak mudah diinfiltrasi kepentingan asing, itulah kondisi nyata di mana kinerja Menhan terlihat.

“Bandingkan dengan Yaman yang baru saja diserang Amerika Serikat dan Inggris, juga Ukraina yang diserang Rusia, keterampilan Menhan Prabowo dalam menjaga stabilitas pertahanan Indonesia ini ibarat kesupelan seorang dalan bergaul, agar ia dapat diterima, disegani, dihormati, didengarkan tanpa ada ancaman dibuli bahkan disakiti, untuk hal ini kita layak memberikan nilai 95/100 kepada Kinerja Menhan,” pujinya.

Alumnus Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Program Ketahanan Nasional S2 Universitas Indonesia ini menilai, bila angka kinerja seorang Menhan di bawah 70 saja, pasti sebuah negara sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

“Dalam diplomasi pertahanan Internasional negara adidaya Seperti Amerika, Cina, Rusia, Inggris, memiliki desk yang bertugas memantau negara-negara lain mulai dari ekonomi, sosial dan lain-lain utamanya kapasitas kekuatan pertahanannya.

Prabowo membawa Indonesia kepada peringkat 13 dari 145 negara dalam Index Kekuatan Militer berdasarkan data Global Fire Power Index, yang meningkat 3 peringkat dari tahun 2015, sehingga kita disegani dan negara lain-lain tidak bisa main-main ketika ingin melakukan tindakan terhadap Indonesia, mereka harus berfikir 100 kali,” ujar Varhan.

Ia menyebutkan contoh buruk kinerja menteri pertahanan suatu negara ketika Amerika Serikat menginvasi Libya 2011 hanya dalam waktu singkat bahkan Presidennya harus tewas.

“Masyarakat kita sudah cerdas, mereka menilai Menhan berkinerja baik karena merasakan hidup damai adalah pondasi dasar suatu negara stabil, sehingga ekonomi kita, hukum kita, keamanan kita, sosial dll akan mengikuti menjadi baik,” ucapnya.

Varhan melanjutkan, selain pembaharuan dan optimalisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang masif di eranya, berbagai prestasi Prabowo selama menjabat sebagai Menhan antara lain diplomasi pertahanan. Salah satunya Menhan Prabowo menjadi Ketua ASEAN Deffence Ministrial Meeting yang menghasilkan 10 Dokumen Kesepakatan antara lain Kedamaian, Kesejahteraan, Keamanan, Outlook, Kerja Sama Aset Militer, dan lain-lain.

“Kepemimpinan Prabowo tersebut bahkan juga sampai membahas perhatian kepada Perempuan dalam kedamaian di bidang pertahanan dan keharmonisan kehidupan bernegara ASEAN hingga urusan Timor Tmur karena di.masa kini militer hanyalah jalan terakhir untuk pertahanan, sedang diplomasi adalah kekuatan terdepan, Prabowo dengan pengalaman militernya sangat paham hal ini,” kata dia.

Terakhir ia menyebutkan prestasi lain Prabowo juga menguatkan posisi pendidikan pertahanan. Salah satunya pembentukan Universitas Pertahanan (Unhan) di Atambua, Nusa Tenggara Timir (NTT) Sistem ke Tarunaan yang lebih baik di Unhan Jakarta revitalisasi Sekolah Taruna Nusantara sampai pembentukan komponen cadangan (Komcad) yang aplikatif.

“Komcad kita di tangan Menhan Pranowo bukan sekedar teori Sistem Pertahanan Semesta lagi namun menjadi produk baku aset pertahanan negara yang dilembagakan, dilatih, ditugaskan memiliki struktur kepangkatan dan tersistem dengan baik untuk bersiap terhadap potensi-potensi kebutuhan pertahanan kedepan, kita hampir sama seperti amerika yang punya Komponen Cadangan mereka bernama garda nasional,” tutup Varhan. (ibs)

Exit mobile version