Hadapi Krisis Kemanusiaan Butuh Upaya Serius Rekonseptualisasi Peran Agama

Yaqut-Cholil-Qoumas

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas Foto: Kemenag untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Para akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) harus bisa memberikan arah kajian yang humanis dengan berpijak pada hasil-hasil riset dunia Islam yang mumpuni. Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan, Minggu (4/2/2024).

Menurut Yaqut, agama tidak hanya sebagai sumber ketenangan spiritual, tetapi juga sebagai pendorong perubahan positif dalam masyarakat. “Menghadapi krisis kemanusiaan, perlu upaya serius untuk merekonseptualisasi peran agama,” katanya.

Untuk menghadirkan peran agama dalam menjawab krisis kemanusiaan, lanjut Yaqut, ada sejumlah catatan penting yang perlu menjadi perhatian para akademisi PTKI. Di antaranya memahami peran agama dalam krisis kemanusiaan.

“Agama sejatinya bukan hanya tentang keyakinan pribadi, tetapi juga tentang bagaimana keyakinan tersebut memberi sumbangan nyata dalam mengatasi krisis kemanusiaan,” terangnya.

“Saat ini, pesan Agama Kemanusiaan telah menggema dari Indonesia dan Asia Tenggara, untuk dunia yang sedang berduka atas krisis kemanusian yang terjadi di Eropa Timur dan Timur Tengah,” imbuhnya.

Lalu, dikatakan dia, penting memahami ajaran agama sebagai sumber gerakan kemanusiaan bersama. Dan ini perlu melibatkan pendekatan holistik yang memadukan nilai-nilai spiritual dengan kebutuhan praktis masyarakat yang terdampak.

“Upaya konkret dalam merespons krisis kemanusiaan yang bisa dilakukan misalnya mobilisasi sumber daya agama, promosi kolaborasi antaragama untuk perdamaian, dan advokasi perdamaian, keadilan, dan hak asasi manusia,” bebernya.

Dan, masih ujar dia, pentingnya moderasi beragama sebagai modal berkontribusi nyata. “Kita harap, penguatan moderasi beragama bisa menjadi kontribusi Indonesia dalam menjawab persoalan kontemporer dan menjaga perdamaian dunia,” ujarnya.

“Dengan kompleksitas yang ada, sudah sepantasnya Indonesia menjadi laboratorium dalam studi Islam dan sekaligus studi agama,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menutup Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 di UIN Walisongo Semarang, Sabtu (3/2/2024) malam. Ajang ini mengusung tema “Redefining the Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights.” (nas)

Exit mobile version