HUT Ke-53 IAKMI, Arief Rosyid: Ahli Kesehatan Masyarakat Harus Ada di Ruang Strategis

iakmi

Anggota Majelis Pertimbangan Organisasi Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Muhammad Arief Rosyid Hasan. Foto: Ist

INDOPOS.CO.ID – Anggota Majelis Pertimbangan Organisasi Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Muhammad Arief Rosyid Hasan menekankan, isu kesehatan masyarakat tak hanya menjadi tanggung jawab mereka yang bekerja sektor kesehatan, melainkan semua elemen masyarakat.

Ia memberikan contoh, ketika pandemi Covid-19 menghantam sejumlah negara, termasuk Indonesia pada tahun 2020. Dampaknya tak hanya menyasar aspek kesehatan, juga sosial dan ekonomi.

“Kita ingin semua orang merasa memiliki isu ini karena kenapa? Karena kita sudah menghadapi misalnya Covid-19 yang kita sempat tidak siap pada aspek pencegahan,” kata Arief Rosyid dalam webinar HUT ke-53 IAKMI, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

“Sehingga dampaknya itu begitu luar biasa. Tidak hanya dampak kesehatan tapi juga dampak ekonomi, kan dahsyat betul dampaknya,” tambah Arief.

Webinar tersebut bertajuk “Strategi Politik IAKMI terhadap Pemerintah Baru dalam mewujudkan Indonesia Sehat untuk Indonesia Maju”.

Menurutnya, semua aspek dari isu keamanan, politik, sosial atau kontemporer bisa dikaitkan dengan problem kesehatan masyarakat.

Maka itu, semua orang merasa atau menganggap penting perihal isu kesehatan masyarakat. Sementara, misalnya bicara strategi politik, tentu bagaimana secara kelembagaan IAKMI “diperhitungkan” presiden dan wakil presiden terpilih.

“Caranya apa? Tentu kita ikut memberi sumbangsih pemikiran terhadap program-program yang sedang dipikirkan,” jelasnya.

Ketua Umum PP IAKMI Dedi Supratman mengatakan, tanggung jawab IAKMI di pemerintahan baru periode 2024-2029 yakni memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan bermanfaat untuk kesehatan masyarakat.

“Bagaimana kesmas, ahli yang memberikan masukan, memastikan sesuai, tidak salah sasaran dari sisi intervensi untuk stunting misal, kata kuncinya kan protein hewani,” jelas Dedi dalam kesempatan yang sama. (dan)

Exit mobile version