Mitigasi Bencana Angin Kencang, Simak Langkah-Langkahnya

Mitigasi Bencana Angin Kencang, Simak Langkah-Langkahnya - puting beliung 1 - www.indopos.co.id

Pohon tumbang akibat bencana angin puting beliung yang menghantam kawasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung di Provinsi Jawa Barat. Foto: Dokumen BPBD Sumedang

INDOPOS.CO.ID – Angin puting beliung yang menghantam kawasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung di Provinsi Jawa Barat telah menyebabkan kerusakan rumah warga dan berdampak cukup signifikan, khususnya di bagian atas bangunan. Bagaimana upaya mitigasi bencana, untuk mengurangi adanya risiko bencana?

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, upaya mitigasi secara struktural pertama melalui retrofitting atau penguatan struktur rumah. Tiang dan sisi rumah harus tersambung dan terikat dari kuda-kuda atap, tiang utama dinding ke fondasi.

“Ini akan mengurangi, potensi rumah terdampak salah satu dari empat jenis kerusakan yang mungkin terjadi,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Biasanya atap rumah atau bangunan gudang relatif datar terdampak cukup signifikan. Angin kencang dan puting beliung lebih mudah mengangkat atap relatif datar, dibandingkan atap dengan struktur seperti segitiga.

“Demikian juga, atap beranda terhubung langsung ke atap rumah utama akan lebih mudah dirusak puting beliung, dibandingkan atap beranda secara struktur terpisah dari atap rumah utama,” tutur Aam disapanya.

Angin kencang dan puting beliung membawa material yang bisa memecah kaca jendela dengan sangat mudah. Maka itu memiliki teralis di bagian dalam akan melindungi penghuni rumah, jika kaca jendela pecah akibat terbawa angin ke dalam rumah.

Sementara bagian atap, khususnya bagi bangunan gudang, pabrik atau rumah warga yang menggunakan atap seng, penggunaan paku dengan kepala pipih lebar (sebagian menyebutnya paku payung) akan lebih memberikan daya tahan dari hantaman angin kencang dan puting beliung dibandingkan penggunaan paku biasa.

“Mari kita selalu waspada dan siaga, dimulai dari diri dan keluarga kita sendiri,” ujar Aam.

“Ketahui wilayah-wilayah yang rawan cuaca ekstrem melalui aplikasi InaRisk dan selalu ikuti perkembangan prakiraan cuaca dari institusi yang berwenang,” tambahnya.

Fenomena angin kencang itu yang terjadi pada, Rabu (20/2/2024) itu menyebabkan 493 unit rumah warga di Kabupaten Bandung rusak, dan sekitar 10 unit lainnya di Kabupaten Sumedang Selain itu, ada 422 KK terdampak di Kabupaten Bandung dan 412 KK di Kabupaten Sumedang. (dan)

Exit mobile version