LPUMKP KKP Dukung Pendanaan Sentra Lele Gunungkidul

LPUMKP KKP Dukung Pendanaan Sentra Lele Gunungkidul - kkp 1 - www.indopos.co.id

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (tiga dari kiri), Direktur LPMUKP, I Nengah Putra Winata (tiga dari kanan), melakukan panen ikan lele budidaya sistem bioflok di Kaliketuk, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (7/3/2024). (Humas KKP for Indopos.co.id)

INDOPOS.CO.ID – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyakini budidaya perikanan air tawar dapat berkontribusi mengentaskan persoalan kemiskinan di Gunungkidul, dan sekitarnya. Lewat dukungan permodalan dana bergulir, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap mendukung pembangunan perikanan budidaya dan menjadikan Gunungkidul jadi sentra lele.

“Tadi Bapak Bupati mengatakan angka kemiskinan sekitar 15 persen. Nah, kalau budidaya perikanan seperti di Kaliketuk bisa terus kita tingkatkan dan dilakukan di daerah lain, saya yakin angka kemiskinan tadi bisa terus menurun,” ungkap Menteri Trenggono saat meninjau kawasan budidaya sistem bioflok di Kaliketuk, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (7/3/2024).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Gunungkidul sebesar 15,60 persen pada tahun 2023 atau sebanyak 122 ribuan jiwa. Selain mengandalkan pertanian, sebagian masyarakat kini menekuni budidaya perikanan air tawar salah satunya lele, seperti yang berjalan di Desa Kalikeluk.

Ratusan pembudidaya lele anggota Koperasi Mina Mulya Maju Mandiri (4 M) di Desa Kaliketuk mampu memproduksi 1 – 1,5 ton lele dari ratusan kolam bioflok yang mereka kelola. Hasil panen dipasarkan ke Gunungkidul, Yogyakarta serta startup perikanan dengan harga rata-rata Rp20.500 per kilogram.

Semula usaha budidaya di Kaliketuk dilakukan secara mandiri sebagai tambahan penghasilan. Namun melihat potensi yang semakin besar, masyarakat membentuk Koperasi Mina Mulya Maju Mandiri pada tahun 2018 atas pendampingan dari Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LMPUKP) yang merupakan unit kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Seiring kegiatan budidaya semakin besar, para pembudidaya kini menerapkan manajemen air dan pengelolaan limbah secara terpadu sehingga sumber daya air akan terus lestari. KKP sendiri memberikan bantuan permodalan hingga Rp50 miliar yang diberikan secara bertahap sejak tahun 2018 hingga 2026 nanti.

“Daerah yang dikenal sulit air, tapi kini berhasil mengembangkan budidaya perikanan. Ini hebat sekali. Tadi saya melihat masih perlu dukungan pembenihan dan pakan juga. Ini akan kita bantu dan dampingi. Lele ini pasarnya besar sekali di DIY, sehingga berapapun produksinya saya yakin terserap,” pungkas Menteri Trenggono.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengakui menggeliatnya perikanan budidaya di wilayahnya. Dia berharap semakin banyak kegiatan pemberdayaan masyarakat yang kaitannya dengan budidaya perikanan air tawar. Hal tersebut tidak hanya berdampak pada pemenuhan ikan konsumsi di Gunungkidul tapi juga untuk peningkatan penghasilan masyarakat.

Sementara itu Direktur LPMUKP, I Nengah Putra Winata, menyatakan, bantuan pinjaman permodalan yang disalurkan merupakan upaya percepatan dalam pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan, sekaligus penguatan kelembagaan sehingga proses hilirisasi dapat terwujud.

“Kami berharap ke depan pengembangan di sektor kelautan dan perikanan dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan prinsip pemberdayaan. Kami berharap Gunungkidul ini bisa menjadi sentra lele,” jelas Winata.

Menurut Ketua Kelompok Koperasi Mina Mulya Maju Mandiri, Kasmanta saat ini kelompok yang dipimpinnya sudah bisa menghasilkan 32 ton per bulan. Rata-rata panen dan penjualan perhari bisa 8 kwintal – 1.5 ton, yang didistribusikan ke masyarakat Gunungkidul. Dengan mengoperasikan 600 kolam dengan diameter 3, kopetasi ini hanya memiliki 16 tenaga pekerja. Koperasi mendapatkan pinjaman permodalan dari LPMUKP sudah cair Rp 5 milyar dari total plafon Rp50 miliar, untuk target pembangunan 1.000 kolam tambahan ke depan.

“Kehadiran budidaya ini sangat menolong ekonomi masyarakat. Satu sisi peningkatan pendapatan untuk anggota dan pengurus, sekaligus mengurangi urbanisasi ke kota, dan mengurangi pengangguran,” jelas Kasmanta, seraya mengatakan pangsa pasar masih terbuka lebar di penjualan lele segar, tapi pihaknya tetap akan memikirkan produksi lele olahan untuk diekspor ke depan. (ney)

Exit mobile version