Komisi VIII DPR RI: Sidang Isbat Diperlukan Tentukan Idul Fitri

Komisi VIII DPR RI: Sidang Isbat Diperlukan Tentukan Idul Fitri - hilal isbat - www.indopos.co.id

Ilustrasi seseorang tengah mengamati Hilal. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi menegaskan, sidang isbat akan tetap diperlukan untuk menentukan pelaksanaan Idul Fitri. Hal itu diucapkannya dalam menyoroti pernyataan dari Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti yang mengusulkan agar sidang isbat penentuan Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024 ditiadakan.

“Sidang (isbat) ini sangat penting sebagai ruang bagi masyarakat yang mengikuti metode rukyah, yang meyakini keabsahan melihat bulan secara langsung sebagai penentu awal bulan Hijriyah, berbanding dengan metode hisab yang lebih mengandalkan perhitungan astronomis,” ucapnya, kepada wartawan, seperti dikutip, pada Jumat (8/3/2024).

Kahfi mengatakan sidang isbat bukan sekadar kegiatan seremonial. Dia mengatakan sidang tersebut penting untuk memperkuat persatuan umat Islam.

“Ini karena sidang isbat bukan sekadar seremonial, melainkan juga merupakan momen penting untuk memperkuat silaturahmi dan persatuan di antara umat Islam menjelang Ramadan dan Idul Fitri,” kata dia.

Meski begitu, lanjut Kahfi, dirinya memahami asas yang melatari usul tersebut hingga diajukan oleh Muhammadiyah. Dia juga menganggap ide tersebut sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam pembentukan kebijakan publik.

“Saya memahami usulan dari Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Profesor Abdul Mu’ti, untuk tidak mengadakan sidang isbat penentuan Idul Fitri tahun ini. Hal itu merupakan bentuk partisipasi aktif dari masyarakat dalam pembentukan kebijakan publik,” imbuhnya.

Sebelumnya, Abdul Mu’ti mengusulkan agar sidang isbat untuk menentukan Idul Fitri 1445 H ditiadakan. Sebab, posisi hilal diperkirakan bisa terlihat dan sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

“Posisi hilal menurut hisab sudah sangat tinggikatanya di atas 8 derajat. Menurut kriteria MABIM maupun hisab hakiki wujudulhilal sudah bisa dipastikan hilal akan terlihat,” ujar Mu’ti kepada wartawan, Kamis (7/3/2024).

Di sisi lain, Abdul Mu’ti yakin bila Hari Raya Idul Fitri versi pemerintah akan berbarengan dengan versi Muhammadiyah.

Hal ini lantaran di akhir Ramadhan, hilal dipresdiksi sudah di atas 8 derajat.

“Insya Allah Idul Fitri akan bareng. Posisi hilal saat akhir Ramadan sudah di atas 8 derajat. Dengan posisi seperti itu, hilal sudah bisa dilihat jelas,” katanya.

Selain hemat waktu, Muhammadiyah berpendapat peniadaan sidang isbat dapat menghemat anggaran pemerintah.

“Jadi tidak perlu sidang isbat, sehingga bisa hemat anggaran,” tuturnya.

Sementara diketahui, jika berdasarkan pemerintah, maka merujuk pada kalender Hijriah Indonesia dari Kementerian Agama RI. Sesuai kalender tersebut, tanggal 1 Ramadhan 1445 Hijriah tepat pada 12 Maret 2024.

Sedangkan Muhammadiyah, awal puasa Ramadhan di tahun ini berlangsung mulai 11 Maret 2024. Hal ini sesuai dengan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengenai hasil hisab Ramadhan, Syawal, sekaligus Dzulhijjah 1445 Hijriah. (dil)

Exit mobile version