Kasus Bunuh Diri Sekeluarga, Pakar Sebut Ini Pemicunya

garis polisi

Ilustrasi bunuh diri. Foto: dokumen INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kesehatan Mental (Puskestal) Indonesia Syukri Pulungan mengatakan, kasus bunuh diri yang terjadi dipicu oleh lemahnya ketahanan psikologis. “Ketahanan psikologis sangat dipengaruhi oleh konsep diri, pendidikan dalam keluarga, dukungan dari orang dekat, teman, dan lingkungan (support social),” ujar Syukri di Jakarta, Minggu (10/3/2024).

Menurut dia, faktor prediktor kasus bunuh diri disebabkan tiga hal yakni biologis, psikologis, dan sosial (bipsikososial). Ketiga hal tersebut saling terkait satu dengan lainnya.

“Pada aspek biologis faktor genetik dapat memengaruhi pola pikir seseorang, riwayat penyakit atau percobaan bunuh diri. Faktor psikologis berbentuk depresi dan ketahanan psikologis yang rendah, serta faktor sosial dapat berbentuk kondisi sosial sekitar seperti budaya, keyakinan, kondisi lingkungan,” jelasnya.

Namun, lanjut dia, kasus bunuh diri kerap dipicu oleh depresi yang dialami pelaku yang disebabkan persoalan ekonomi, sakit yang berkepanjangan, hubungan percintaan dan lain-lain. Selain itu tatanan sosial, nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat juga semakin lemah turut menjadi penyebab bunuh diri.

Sebelumnya, kasus bunuh diri sekeluarga di Penjaringan, Jakarta Utara menimbulkan keprihatinan publik. Secara umum, peristiwa bunuh diri dipicu oleh lemahnya ketahanan psikologis.

Empat orang dinyatakan meninggal setelah melakukan aksi bunuh diri dengan meloncat dari lantai 21 di sebuah apartemen di wilayah Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). Pelaku bunuh diri diketahui merupakan satu anggota keluarga. (nas)

Exit mobile version