Bermedia Sosial, Pelajar Harus Miliki Etika dan Kompetensi Keamanan Digital

Bermedia Sosial, Pelajar Harus Miliki Etika dan Kompetensi Keamanan Digital - medsos 1 - www.indopos.co.id

Ilustrasi pelajar menggunakan internet. Foto: Dokumen INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Saat berinteraksi di dunia digital, pelajar perlu memiliki kompetensi keamanan digital (digital safety) dan mengedepankan etika. Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Dewan Penasihat Primakara University Denpasar – Bali, I Gede Putu Krisna Juliharta dalam acara daring, Kamis (14/3/2024).

Kompetensi tersebut, menurut dia, akan memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring. Tak cuma untuk mengamankan data yang dimiliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.

”Berada di dunia maya memiliki banyak risiko. Tidak sedikit yang menjadi korban kejahatan penipuan, cyber gambling, cyber fraud, cyber stalking, phising, hacking, bahkan cyber bullying,” bebernya.

Pada Webinar untuk segmen pendidikan bertajuk ”Etika Digital di Dunia Digital” ini, Krisna mengingatkan, para pelajar untuk tidak mempublikasikan identitas pribadi ke media sosial. Selain itu, pastikan menggunakan password yang kuat, serta menjunjung tinggi etika berinteraksi di dunia digital.

”Jangan sembarangan memberikan identitas nomor KTP, KK, dan telepon. Juga, identitas lain seperti nama ibu kandung, nomor rekening, kartu kredit, di samping selalu mengganti password. Pelajar juga tidak dibenarkan terlibat dalam pornografi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Relawan Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Heka Rahma Yusianti menegaskan, etika pelajar di dunia digital harus memperhatikan ruang lingkup etika, yakni: kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan.

”Jelasnya, lakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan, kemauan menanggung konsekuensi dari perilakunya, menghindari plagiasi dan manipulasi, serta melakukan hal-hal yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan,” ujarnya.

Diketahui, webinar ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017 lalu. Program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat agar cakap digital. Apalagi pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia. (nas)

Exit mobile version