Balitbang Diklat Kemenag Persembahkan Al-Qur’an Terjemahan Bahasa Gayo

gayo

Peluncuran Al-Qur'an bahasa Gayo di Jakarta. (Nasuha/ INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Balitbang Diklat, Kementerian Agama meluncurkan Al-Qur’an terjemahan bahasa Gayo di Jakarta. Peluncuran ini merupakan hasil kerja sama antara Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon.

Sekretaris Balitbang Diklat, Arskal Salim mengapresiasi kerja keras tim penterjemah Al-Qur’an dari IAIN Takengon dan tim dari Puslitbang LKKMO. Ia menyoroti kompleksitas proses translasi dan validasi yang berhasil diselesaikan tanpa kendala.

“Proses alih bahasa ini penting, karena bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga menyimpan dimensi spiritual yang dalam,” ujar Arskal Salim di Jakarta, Kamis (28/3/2024).

“Terjemahan bahasa Gayo ini tidak hanya akan memberikan berkah bagi masyarakat Gayo, tetapi juga menjadi bagian dari kebanggaan masyarakat Aceh pada umumnya,” imbuhnya.

Menurut dia, dalam Bahasa terkandung banyak aspek, bukan hanya komunikasi tetapi juga dimensi spiritual. Bahasa merefleksikan pikiran dan perasaan.

“Ketika bahasa ini diangkat menjadi terjemahan Bahasa Gayo, secara tidak langsung meningkatkan derajat Bahasa Gayo itu sendiri,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Pj. Bupati Bener Meriah, Haili Yoga menyambut peluncuran ini sebagai momen bersejarah, terutama karena bertepatan dengan 17 Ramadan 1445 H. Dia berharap terjemahan Al-Qur’an ini akan mendorong lebih banyak masyarakat untuk gemar membaca Al-Qur’an di wilayah Bener Meriah.

“Menurut saya, dengan hadirnya Al-Qur’an terjemahan bahasa Gayo, maka tidak ada alasan lagi bagi masyarakat Gayo untuk tidak menghayati dan mengamalkannya di dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Takengon, Zulkarnain, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penterjemahan ini. Dia menegaskan bahwa penterjemahan Al-Qur’an tidak berhenti di sini, tetapi akan terus diperbaharui sesuai kebutuhan.

“Kami akan melibatkan tokoh adat, ahli bahasa, dan pihak lainnya untuk menyempurnakan terjemahan ini dalam edisi revisi mendatang,” katanya. (nas)

Exit mobile version