Politisi Golkar Idrus Marham Sebut Megawati Belum Bertemu Jokowi Hanya Strategi

Politisi Golkar Idrus Marham Sebut Megawati Belum Bertemu Jokowi Hanya Strategi - jokowi mega prabowo - www.indopos.co.id

Kebersamaan Prabowo, Jokowi dan Megawati beberapa waktu lalu. (Ist)

INDOPOS.CO.ID – Belum bertemunya Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dengan Presiden Joko Widodo dan Calon Presiden Prabowo Subianto di momen Lebaran 2024 terus menjadi perbincangan publik. Meski begitu, kata politisi Golkar Idrus Marham, hal itu tidak perlu diributkan atau dipermasalahkan.

Idrus yang juga menjabat sebagai Sekretatis Tim Kerja Strategis (TKS) Prabowo-Gibran ini menjelaskan bahwa saat ini ketiga tokoh nasional tersebut sudah memiliki kesamaan cara pandang, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk berjumpa.

“Akhir-akhir ini kan yang selalu diramaikan, kapan sih pertemuannya Prabowo dan Mbak Mega, Pak Jokowi dan lain sebagainya?” ujar Idrus di Jakarta, Jumat (12/4/2024).

“Tokoh-tokoh tersebut hanya persoalan waktu saja, persoalan momentum saja. Tetapi, visi mereka, suasana kebatinan mereka sebenarnya sudah satu,” sambung dia.

Menurut Idrus, Megawati, Prabowo, dan Jokowi pernah bekerja sama untuk membangun bangsa. Ia menceritakan, kejadian itu berlangsung saat Partai Gerindra dan PDIP sepakat mengusung Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 silam.

Maka, Idrus menganggap, tak sulit membuat tiga tokoh itu kembali duduk bersama setelah Pilpres 2024 ini.

“Saya ingin mengatakan bahwa mereka belum ketemu bukan karena persoalan perbedaan ideologi, bukan perbedaan konsep, tapi masalah strategi,” papar dia.

Idrus kemudian menjelaskan, urusan strategi itu mesti dipertimbangkan. Misalnya, bagaimana komunikasi yang harus disiapkan untuk pendukung kedua belah kubu. Hal itu penting agar masyarakat tidak menganggap pertemuan itu merupakan pengkhianatan politik.

“Harus merawat suasana kebatinan mereka (pendukung),” kata Idrus.

“Sebab, kalau tidak, secara serta merta pendukung-pendukungnya pasti memvonis bahwa pimpinan ini, dari partai ini, tidak boleh dipercaya karena mengkhianati aspirasi,” tambah Idrus.

Terakhir, ia menjelaskan, upaya mempertemukan Jokowi, Prabowo dan Megawati juga perlu memikirkan masing-masing partai politik koalisi di Pilpres 2024.

Pasalnya, Prabowo maju didukung setidaknya empat parpol parlemen, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat.

Sementara, PDIP bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo mendukung capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

“Misal ada paslon (yang didukung) 5-6 partai, yang (saling) mendukung kan (kalau) komunikasi belum tuntas betul, ini akan timbulkan masalah baru secara politik praktis,” ucap Idrus.(dil)

Exit mobile version