Kelas Digital Buat Siswa Tak Mengantuk dan Bosan Belajar

Kelas-Digital

Ilustrasi kelas digital Foto: dokumen Kemendikbudristek

INDOPOS.CO.ID – Perkembangan teknologi digital semakin pesat. Dengan perangkat teknologi digital belajar di sekolah, berbisnis, termasuk memasarkan produk bisnis dan karya seni, pun menjadi sangat mudah.

Demikian juga guru dan siswa sekolah, teknologi digital sangat membantu dalam menopang kegiatan belajar. Lewat jari, guru dan siswa bisa berkolaborasi dengan mudah, mengakses link materi ajar seperti di Rumah Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Google Scholar, atau Portal Garuda.

”Guru dan siswa dapat mengakses materi ajar itu dan menjadikannya konten seru, termasuk membuat realitas visual yang menarik. Situasi belajar pun tak membuat siswa bosan dan mengantuk. Siswa bahkan makin kreatif dan inovatif dalam belajar,” ujar Sekretaris Dinas Pemerintahan Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, Sunaji dalam webinar secara daring, Sabtu (27/4/2024).

Ia mengatakan, kegiatan belajar di kelas digital jadi lebih luas dan leluasa. Kendati demikian tidak melupakan, etika dan kesopanan di kelas digital.

”Kenapa? Karena yang kita hadapi di ruang digital adalah manusia nyata juga seperti kita,” ungkapnya menjawab pertanyaan Agung Prasetya dari SDN Pringsewu Timur terkait tips menjaga keamanan saat mengakses internet.

Pada kesempatan yang sama, CEO BerDigital A. Bayhaqi mengungkapkan, untuk menjaga keamanan saat mengakses internet, yakni dengan mengikuti arahan Kominfo yang sudah membuat daftar putih (white list) berisi web dan link mana saja yang bisa dan aman diakses.

”Selain itu, jangan lupa menguji password secara berkala dengan aplikasi passwordmonster.com, agar kita terhindar dari ancaman hacker maupun beragam penjahat digital,” ungkapnya.

Sementara itu, Asesor Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP) Dyah Perwita mengatakan, meski sudah dipandu daftar putih dari Kominfo, tetap ada etika yang mesti dijaga oleh kalangan pendidikan. Di antaranya, mendampingi siswa agar selalu kritis pada materi yang hendak menjadi bahasan di kelas.

Hal itu karena banyak konten yang butuh peran kritis, di samping perlunya menjaga, agar siswa tidak justru tercemari oleh isi konten yang berbahaya.

”Beri pengertian siswa agar tidak sembrono dalam mengakses materi belajar di ruang digital yang tanpa batas,” kata Dyah Perwita. (nas)

Exit mobile version