INDOPOS.CO.ID – Pemegang saham Apotek Pasuketan Cirebon, Indrawati Setiabudi, mendesak pengelolaan apotek agar obyektif dan transparan. Pernyataan tersebut diungkapkan Indrawati Setiabudi melalui kuasa hukumnya, Senin (29/7/2024).
Kuasa hukum Indrawati Setiabudi, Reno mengatakan, pengelola Apotek Pasuketan di Jl. Pasuketan No.88 Kota Cirebon Benjamin Setiabudi dan Juanita Sulistyowati untuk memenuhi permintaan kliennya.
“Benjamin Setiabudi harus menjalankan isi putusan Perkara No 16/Pdt.G/2022/PN.Cbn, sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan dengan transparansi,” katanya.
Kemudian, lanjut Reno, pengelola juga harus segera membuat badan hukum atas apotek Pasuketan di Jl. Pasuketan No.88 Kota Cirebon. Dimana di dalamnya kliennya mempunyai bagian dan atau saham atas aset ‘Apotek Pasuketan di Jl. Pasuketan No.85 Kota Cirebon, sebesar 25 persen.
Menurut dia, kliennya juga meminta pengelola untuk memberikan hasil audit tahun pembukuan 2022 dan 2023 kepada kliennya secara utuh dan lengkap. Pasalnya, saat ini pengelolaan apotek sangat memperihatinkan. Dalam 3 tahun terakhir sejak 2021 terus mengalami penurunan pendapatan yang sangat drastis.
“Bahwa untuk tahun pembukuan 2022 dan 2023 klien kami yang mana sesuai dengan Putusan Perkara Nomor:16/PG/2022/PN.Cbn, klien kami mendapatkan bagian 25 persen atas bagi hasil Badan usaha Apotek Pasuketan. Tapi setiap tahunnya selalu menurun pendapatan dari bagi Hasil tersebut,” tuturnya.
Padahal, lanjutnya pada 2021 kliennya saat itu mendapatkan bagi hasil Rp 259.000.000 pada. Namun pada bagi hasil tahun pembukuan 2022 justru hanya mendapatkan bagian Rp 79.418.829. Begitupun pada tahun pembukuan bagi hasil tahun 2023, kliennya malah mendapatkan bagian Rp43.52.872. Dengan demikian terjadi penurunan angka pendapatan bagi hasil yang sangat drastis dalam setiap tahunnya.
“Bahwa jumlah Aset Apotek Pasuketan di jl. Pasuketan No.88 kota Cirebon pun sama mengalami Penurunan. Di mana jumlah Aset pada tahun 2022 Rp 1.591.368.555. Lalu jumlah aset pada tahun 2023 Rp 1.194.287.149,” paparnya.
Penurunan jumlah Aset dari 2022 ke 2023 sebesar Rp 397.111.406. Atas penurunan aset tersebut tidak ada penjelasan dari pihak Benjamin Setiabudi selaku Pengelola. Kemudian laba tahun berjalan pada 2022 dan 2023 terdapat penurunan. Yaitu laba tahun berjalan tahun 2022 Rp317.675.316 3.2 dan laba tahun berjalan tahun 2023 Rp172.211.486. Sehingga selisih Rp145.463.830.
Adapun atas penurunan laba tahun berjalan di tahun 2022 dan 2023, pihak pengelola Benjamin Setiabudi memiliki beberapa alasan. “Seperti masyarakat yang katanya lebih suka menggunakan BPJS, sementara apotek hanya menjual secara eceran. Di lain pihak saudara Benjamin Setiabudi sebagai pedagang besar farmasi suppliernya apotek, Puskesmas dan rumah sakit,” bebernya.
Adanya beberapa hal disebutkannya menjadi faktor terjadinya penurunan.
Seperti maraknya penjualan online, faktor kompetitor yakni dengan bermunculannya apotek lain. “Namun ditemukan di lapangan dalam Pengelolaan Apotek Pasuketan yakni obat-obatan yang umum dibutuhkan masyarakat justru sering terjadi
kekosongan stok,” ujarnya. (nas)