INDOPOS.CO.ID – Siapa yang tidak mengenal perempuan ini. Apalagi guru di Indonesia. Ya, Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Prof Nunuk Suryani.
Menjadi punggawa guru di Indonesia, perempuan genap berusia 57 tahun ini dengan ramah menyapa para guru penggerak di Kota Pekanbaru. Penampilannya sangat sederhana, hanya dibalut pakaian berwarna putih dengan kerudung merah.
Tampak satu persatu guru ingin menyapanya. “Ibu Dirjen, isu guru PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) apakah benar bisa dimutasi,” sapa seorang guru penggerak kepada Prof Nunuk.
Dengan tersenyum sembari menyapa, perempuan yang baru didapuk menjadi Dirjen GTK sejak 2023 pun menjawab. “Kalian jangan mudah percaya isu. Itu (mutasi PPPK) belum ada peraturannya,” sahut Prof Nunuk.
Begitu hangat, satu persatu para guru penggerak pun bersalaman dengan Sekretaris Direktorat Jenderal GTK tahun 2020 ini. Kepada indopos.co.id, Prof Nunuk mengaku, sangat senang bertemu dengan guru.
“Bagi saya bertemu dengan guru menyenangkan, meskipun mereka mengeluh, marah atau sedih. Apalagi meluangkan kegembiraan dan kerinduannya, saya sangat senang,” ujar Prof Nunuk ditemui indopos.co.id di sela-sela kunjungan kerja di Pekanbaru, Kamis (8/8/2024).
Menurut perempuan lulusan program doktoral Universitas Negeri Jakarta 2003 ini, para guru di Indonesia sangat jarang tersentuh. Agar semakin akrab dengan mereka, Prof Nunuk pun tak kurang akal.
“Saya memilih live IG, dan hanya saya. Cara ini semakin mudah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para guru,” ungkapnya.
Perempuan yang pernah mengenyam pendidikan program S1 di universitas Diponegoro 1989 ini mengaku tidak akan membatasi waktu untuk bertemu para guru. “Kalau bertemu seperti ini, saya sangat senang. Mau jam berapa saja saya layani,” ucapnya.
“Mereka ini datang dari jauh. Jadi saat mereka senang, itu jadi motivasi saya untuk terus menyapa mereka,” imbuhnya.
Di tengah keinginan pemerintah untuk menyelesaikan permasalah guru, Prof Nunuk selalu berpesan bahwasanya guru harus terus semangat pantang menyerah. Meskipun mereka belum menyelesaikan PPG (pendidikan profesi guru) atau belum lulus PPPK.
“Guru harus semangat, karena kami juga bersemangat untuk memperjuangkan mereka,” ujar Prof Nunuk dengan semringah.
“Kalau mereka tidak bersemangat, ya akan mempengaruhi kami,” imbuhnya. (nas)