INDOPOS.CO.ID – Indonesia tengah menghadapi tantangan serius dalam hal toleransi beragama. Berdasarkan laporan SETARA Institute, pada tahun 2023 terdapat 217 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan, termasuk penolakan pembangunan tempat ibadah, peraturan diskriminatif, tuduhan penistaan agama, dan pelarangan kegiatan keagamaan. Kasus terbaru adalah pembubaran aktivitas ibadah di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang pada Juli 2024 yang viral di media sosial.
Menanggapi situasi ini, 20 komunitas lokal di Indonesia meluncurkan kampanye #Friendship4Peace, berkolaborasi dengan PeaceGeneration Indonesia dan menggunakan aplikasi Campaign #ForABetterWorld. Kampanye ini bertujuan menyuarakan pentingnya kebebasan beribadah dan berkeyakinan dengan pendekatan inovatif.
Irfan Amali, Direktur Eksekutif PeaceGeneration Indonesia, menjelaskan, “Kampanye ini adalah langkah praktis yang dapat diikuti banyak orang. Banyak yang ingin melawan intoleransi namun tidak tahu harus mulai dari mana. Dengan #Friendship4Peace, masyarakat dapat berkontribusi melalui cara yang sederhana dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.”
Kampanye ini mendorong masyarakat untuk berdonasi tanpa uang melalui aplikasi Campaign #ForABetterWorld. Bentuk donasi ini mendukung berbagai kegiatan toleransi, seperti edukasi lintas agama untuk anak-anak di Medan dan dialog terbuka untuk pembangunan tempat ibadah di Kabupaten Bandung.
Benaya Jonatan, Project Lead #Friendship4Peace, menekankan pentingnya aksi nyata. “Kasus intoleransi di Indonesia terus berlanjut, yang bertentangan dengan semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Kami mengajak masyarakat untuk ikut beraksi nyata dengan mengunduh aplikasi Campaign #ForABetterWorld, dan mengikuti challenge dari program #Friendship4Peace.”
Saat ini, berbagai kalangan telah terlibat dalam aksi-aksi di aplikasi tersebut, seperti mengunggah foto bersama teman lintas iman atau membagikan pesan persahabatan. (ibs)