INDOPOS.CO.ID – Program pembelajaran STEM atau pola pendidikan yang mengacu pada sains, teknologi, rekayasa dan matematika menjadi terapan bagi tenaga pendidik sekolah yang tidak hanya berfokus pada prestasi akademik, hal itu pula yang kini dilkembangkan oleh SMP Negeri 40, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Menurut Bakri, selaku kepala sekolah SMPN 40 Jakarta, program pembelajaran STEM dirancang untuk menghubungkan siswa dengan tantangan dunia nyata, khususnya dalam bidang lingkungan dimana saat ini SMPN memiliki predikat sebagai sekolah adiwiyata.
“Tak hanya fokus pada akademik, SMPN 40 Jakarta juga menerapkan STEM. Sehingga siswa diajarkan dapat berpikir kritis dan cepat memecahkan masalah berdasarkan sains, teknologi dan hitungan matematika, khususnya pada pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, dimana predikat kami saat ini sebagai sekolah adiwiyata,” kata Bakri kepada Indopos.co.id, di sela-sela acara pengenalan inovasi siswa bertemakan lingkungan di SMPN 40 Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Ia pun menerangkan, salah satu program pengembangan pola pembelajaran STEM yang kini menjadi unggulan di SMPN 40 adalah pembuatan biokompos dari limbah nanas, khususnya dalam peningkatan predikat dari sekolah adiwayata menjadi adiwiyata mandiri.
“Kami yang saat ini sedang menuju predikat adiwiyata mandiri, maka harus bisa menampilkan berbagai inovasi dalam pelestarian lingkungan dan ilmunya bisa kami tularkan dengan sekolah sekitar,” tuturnya.
Inovasi lainnya yang kini sedang dikembangkan ke anak didik, lanjut Bakri adalah mengembangkan berbagai proyek kreatif, seperti penggunaan panel surya sebagai sumber energi alternatif.
“Walau masih dalam bentuk prototipe, proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis siswa, tetapi juga memperkuat komitmen sekolah terhadap energi bersih dan efisiensi energi,” jelasnya.
Keterangan lainnya diutarakan Eni Kurniati, guru pembimbing SMPN 40 Jakarta, yang menjelaskan bahwa selain para tenaga pengajar yang berperan aktif sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran STEM, sekolah juga bekerja sama dengan organisasi Ramu Racik untuk mengembangkan modul-modul pembelajaran yang mendukung pendidikan lingkungan dan berkelanjutan.
“Modul-modul ini kemudian diimplementasikan dalam kegiatan intrakurikuler yang nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Peran siswa juga sangat penting, ada 7 siswa sebagai PIC (penanggung jawab) teman-temannya untuk berpartisipasi aktif dalam program ini,” terang Eni.
“Jadi, tidak hanya di dalam sekolah, program ini juga melibatkan partisipasi aktif dari orang tua dan
masyarakat sekitar. Siswa-siswi kami berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui lokakarya dan kegiatan sosial, membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan. Ini adalah langkah nyata kami dalam mendidik generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kelestarian alam,” sambung Eni yang juga menerangkan SMPN 40 Jakarta saat ini sedang mengajukan penghargaan yang di inisiasi oleh organisasi mentri pendidikan se ASIA TENGGARA Dan MEXT JAPAN Dan UNESCO.
Sementara itu, Lovinov Rizkia, salah satu siswi yang menjadi PIC dalam menerapkan program STEM di lingkungan Sekolah SMPN 40 Jakarta ini mengaku bangga atas berbagai inovasi pelestarian lingkungan yang dikembangkan sekolah dengan pelibatan siswa didik.
“Saya bangga menjadi bagian dari program pembelajaran STEM berkelanjutan di SMPN 40 Jakarta. Program ini telah membuka mata saya terhadap banyak hal yang sebelumnya tidak pernah saya pikirkan, terutama tentang bagaimana kita bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan membangun masa depan yang lebih baik,” ucapnya.
“Melalui program ini, saya dan teman-teman belajar untuk memanfaatkan limbah nanas menjadi biokompos yang berguna. Program ini juga mengajarkan kami bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya ada di buku, tapi juga bisa diaplikasikan langsung untuk membuat perubahan nyata,” pungkas siswi kelas VIII ini menambahkan. (dil)