INDOPOS.CO.ID – Isu gempa bumi megathrust belakang terus muncul. Dan ini bukan pertama kali muncul.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjend TNI Suharyanto saat memimpin apel simulasi penanganan darurat potensi megathrust secara daring, Kamis (5/9/2024).
Ia mengatakan, salah satu potensi gempa megathrust berada di Kepulauan Mentawai. Untuk itu masyarakat harus siap dan tanggap terhadap potensi tersebut.
“Belum ada teknologi atau ahli, ilmuwan yang bisa memprediksi kapan dan dimana gempa bumi dan tsunami dalam skala megathrust,” katanya.
“Namun kita tidak boleh takut, tapi harus tetap siap dan siaga terhadap potensi megathrust,” imbuhnya.
Ia mencatat, Mentawai pernah dilanda gempa bumi skala megathrust terakhir pada 2010 lalu. Ia berharap, gempa bumi megathrust hanya terjadi di tiga atau lebih generasi ke depan.
Diketahui, data dari BMKG menunjukkan sejumlah wilayah berpotensi dilanda gempa yang cukup besar.
Adapun wilayah tersebut yakni segmen Megathrust Mentawai-Suberut dan Megathrust Selat Sunda, di mana keduanya terakhir mengalami gempa lebih dari ratusan tahun lalu.
Tak hanya dua zona megathrust tersebut, masih ada sekitar 11 zona megathrust yang berpotensi juga menyebabkan gempa besar dengan skala magnitudo (M) 7,8 hingga 9,2.
Berdasarkan peta tersebut, sampai saat ini setidaknya ada 13 megathrust yang tersebar di Indonesia. Beberapa di antaranya mengalami pecah segmen hingga membentuk segmen yang baru, seperti Segmen Mentawai yang dibagi menjadi Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai.
Ada juga segmen Jawa yang dibagi menjadi tiga segmen, yakni segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur. (nas)