INDOPOS.CO.ID – Generasi muda ditekankan untuk bijak dan bertanggung jawab di internet, dengan menerapkan empat pilar literasi digital. Kemudahan akses internet wajib diimbangi dengan pemahaman tentang etika digital.
“Salah satu 4 pilar literasi digital adalah Digital Ethics, yaitu etika saat di ruang digital yang tidak berbeda dengan etika di dunia nyata. Hanya karena tidak bertatap muka secara langsung kalian harus tetap sopan santun dengan orang lain dan tidak sembarangan dalam meng-update status,” ujar Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Bambang Tri Santoso dalam keterangan, Kamis (5/9/2024).
Bambang menyebut, selain pilar etika digital, tiga pilar literasi digital lainnya juga wajib diketahui, agar senantiasa aman di ruang digital. Hal yang sama diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Imam Baihaqi. Ia menekankan pentingnya moral dalam interaksi sosial, termasuk di dunia digital.
“Moral seharusnya menjadi dasar yang sangat penting dalam kehidupan, guna tercapainya suatu tatanan masyarakat yang mampu menjaga hubungan sosial dengan baik,” ujarnya.
“Namun malah seakan diabaikan. Padahal moral menjamin harkat dan martabat pada diri seseorang demi terjalin rasa hormat antar sesama manusia,” imbuhnya.
Ia mengatakan, meski teknologi telah membuat pandangan mengenai moral turut berevolusi, para pengguna internet harus memahami bahwa moral masih menjadi hal yang penting di ruang digital.
“Saat ini terdapat banyak kegelisahan terkait dengan problematika moral di era digital. Banyak permasalahan muncul disebabkan adanya penyalahgunaan media digital, contohnya seperti cyberbullying,” bebernya.
Menurutnya, moral dan etika di dunia digital yang dapat menjadi batasan, agar tidak terjadi situasi-situasi yang tidak diinginkan. Sementara itu, Aktivis Pendidikan Ubaidillah Fatawi menegaskan, adanya konsekuensi moral di dunia digital dapat menjadi jebakan bagi para generasi muda di masa depan.
“Jejak digital, apapun yang kita posting di media sosial, itu akan direkam oleh platform tersebut. Kalau kalian posting yang baik-baik, kalian akan dikenal baik, begitupun juga sebaliknya,” ujarnya.
“Risiko jangka panjang jika kalian mem-posting hal yang buruk adalah kesulitan mencari kerja. Di zaman yang semakin canggih ini, para HRD akan melakukan background checking dari akun media sosial kalian,” imbuhnya.
Menurut dia, etika digital erat kaitannya dengan keamanan digital. Oleh sebab itu, selain wajib bermoral, harus berhati-hati dalam membagikan data diri. “Hati-hati juga untuk mem-posting data pribadi kalian di internet, karena data tadi bisa disalahgunakan untuk membobol akun kalian, meliputi nama ayah, nama ibu, tanggal lahir, dan alamat,” ujarnya. (nas)