INDOPOS.CO.ID – Anggota DPR RI periode 2024-2029, Habib Idrus Salim Al Jufri, berharap pemerintahan Prabowo Subianto harus lebih baik dari pemerintahan Joko Widodo dalam kebijakan luar negeri, sebagaimana visinya untuk meningkatkan peran global Indonesia, sebagai bangsa yang kuat dan dihormati secara internasional.
Untuk itu, kata Idrus, pemerintahan ke depan harus bisa menempatkan putra terbaik Indonesia bisa menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang dalam waktu dekat akan ada pemilihan.
“Salah satu visi Pak Prabowo itu adalah bagaimana memposisikan Indonesia sebagai pemain kunci di panggung global. Nah dalam waktu tak lama lagi akan ada pemilihan Sekjen OKI (Organisasi Kerja sama Islam). Saya kira Indonesia harus ambil peran itu,” ujar legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Idrus Salim Al Jufri, di Jakarta, Minggu (12/10/2024).
Berdasarkan catatan Habib Idrus, sejak awal berdiri di Rabat, Maroko tahun 1969 silam, belum ada orang Indonesia yang didapuk jadi Sekjen OKI.
“Kini saatnya ada orang Indonesia menjabat Sekjen OKI. Kita dukung putra terbaik Indonesia jadi Sekjen OKI. Kita support kebijakan luar negeri Pak Prabowo,” ujar Habib Idrus.
Dia menyebut, sejak terpilih sebagai presiden, Prabowo menunjukkan fokus yang kuat pada kebijakan luar negeri. Prabowo, masih dalam kapasitasnya sebagai menteri pertahanan, setidaknya sudah mengunjungi lebih dari 10 negara seperti Singapura, China, Jepang, Rusia, Turki, dan Australia.
“Kita semua tahu Pak Prabowo punya latar belakang pengalaman internasional yang luas dan luwes dalam berinteraksi dengan pemimpin asing. Ini modal penting untuk mengembalikan peran Indonesia di kancah global,” kata Habib Idrus.
Dia menilai, Prabowo akan menunjukkan sikap tegas dalam isu-isu global. Salah satunya adalah bagaimana Prabowo mengkritik Barat atas standar ganda dalam penanganan konflik Israel-Hamas.
“Sikap seperti ini membuat kebijakan luar negeri bebas-aktif Indonesia yang tradisional agak bergeser. Selama ini negara cenderung menghindari keberpihakan pada blok tertentu, tapi sikap Prabowo dalam hal ini lebih proaktif,” katanya.
Diketahui, OKI adalah organisasi antarpemerintah yang bertujuan memperkuat kerja sama dan solidaritas antara negara-negara Islam. Anggota. OKI juga berfungsi untuk melindungi hak dan kepentingan dunia Islam.
OKI dibentuk pada 22–25 September 1969 di Rabat, Maroko, setelah para pemimpin negara-negara Islam mengadakan konferensi. OKI merupakan organisasi antarpemerintah terbesar kedua setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Markas besar OKI berada di Jeddah, Kerajaan Arab Saudi.
Indonesia merupakan anggota OKI dan salah satu forum yang digunakan untuk menyuarakan dukungan kepada rakyat Palestina. Indonesia juga masuk ke dalam OKI untuk memajukan perekonomiannya dalam bidang perdagangan non migas.
Sekretaris Jenderal OKI adalah pejabat administratif utama organisasi, dipilih dari antara warga negara anggota untuk jangka waktu lima tahun.
Berikut pejabat Sekretaris Jenderal OKI hingga saat ini:
1. Tunku Abdul Rahman (Malaysia) 1971-1973
2. Hassan Al-Touhami (Mesir) 1974-1975
3. Amadou Karim Gaye (Senegal) 1975-1979
4. Habib Chatty (Tunisia) 1979-1984
5. Syed Sharifuddin Pirzada (Pakistan) 1985-1988
6. Dr. Hamid Al-Ghabid (Nigeria) 1989-1996
7. Dr. Azeddine Laraki (Maroko) 1997-2000
8. Dr. Abdelouahed Belkeziz (Maroko) 2001-2004
9. Prof. Ekmeleddin İhsanoğlu (Turkiye) 2005-2013
10. İyad Ameen Madani (Arab Saudi) 2014-2016
11. Dr. Yousef bin Ahmad Al-Othaimeen (Arab Saudi) 2016- 2021
12. Hissein Brahim Taha (Chad) 17 November 2021-sekarang. (dil)