Hewan Ternak di Banten Dipastikan Terhindar dari PMK

Agus Tauchid

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten, Agus Tauchid saat rapat koordinasi dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Gedung A Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (18/5/2022). Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah ada di Indonesia dan sudah ditetapkan di beberapa kabupaten di dua Provinsi melalui SK Menteri Pertanian sebagai daerah wabah.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten, Agus Tauchid mengatakan, PMK itu memang ada namun sedang dalam proses penyembuhan dan berita baiknya tingkat kematiannya rendah. Dia menambahkan, khusus untuk Provinsi Banten sudah dilaporkan ke Kementerian Pertanian (Kementan). Di Kota Tangerang Selatan terdapat 2 ekor sapi yang terindikasi terjangkit PMK. Namun saat ini sudah ditangani dengan baik dan sekarang dalam kondisi sudah sembuh.

Dua ekor sapi yang suspek itu berpotensi menyebar ke populasi dalam satu kandang yang terdapat sekitar 47 ekor sapi. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, saat ini kondisi semua ternak sudah sehat dengan treatment yang telah dilakukan,

“Sehingga para peternak tidak perlu panik jika ada ternaknya terindikasi PMK, karena kami sudah menyiapkan hotline cepat untuk penanganan persoalan ini ke nomor 082112918901,” kata Agus di sela rapat koordinasi dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Gedung A Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Rapat Koordinasi itu merupakan undangan langsung dari Mentan kepada Pemerintah Provinsi Banten terkait upaya-upaya intensif penanganan PMK hewan ternak.

Agus mengatakan, walaupun tingkat kesakitannya tinggi, penyakit ini tingkat kematiannya rendah. Kecuali pada hewan muda. Oleh karena itu pemberian multivitamin dan desinfeksi lingkungan secara rutin serta penerapan biosecurity dapat meminimalisir penularan penyakit ini.

“Karena Status positif PMK dapat ditetapkan setelah ada hasil pengujian dari Pusvetma sebagai laboratorium rujukan PMK di Indonesia,” katanya.

Diakui Agus, pihaknya sebagaimana arahan dari Bapak Pj Gubernur Banten Al Muktabar sangat serius melakukan berbagai cara dalam rangka upaya pencegahan dan penanganan wabah PMK ini, apalagi saat ini menghadapi Idul Qurban.

“Pak Mentan juga memberikan amanat agar penanganannya harus serius jangan sampai menimbulkan kepanikan di masyarakat,” jelasnya.

Dikatakan Agus, keseriusan itu penting dilakukan sebab jika dibiarkan akan menimbulkan dampak pada perdagangan ternak, termasuk potensi adanya berbagai pihak yang bisa saja memanfaatkan situasi mengambil keuntungan sempit didalamnya.

“Mentan mengajak semua pihak terlibat dalam penanganan PMK, melalui antisipasi, adaptasi, dan kolaborasi. Selanjutnya ada tiga agenda aksi yakni agenda temporary/transisi, agenda permanen,” ucapnya.

Selain itu beberapa hal harus sangat diperhatikan saat ini diantaranya pendirian posko/crisis center di setiap daerah, pengetatan lalulintas hewan terutama dari daerah terinfeksi ke daerah bebas. Lalu stok obat-obatan dan vitamin harus cukup, utamanya di daerah terinfeksi.

“Setiap daerah harus melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada peternak, pelatihan atau refresher bagi para petugas lapang, pengendalian pemotongan hewan di RPH (Rumah Potong Hewan) serta tidak boleh menimbulkan kepanikan di masyarakat,” tuturnya.(yas)

Exit mobile version