PT ABM Merugi Selama Dua Tahun, Pengamat Minta Pj Gubernur Banten Evaluasi Jajaran Direksi

Moch Ojat Sudrajat

Moch Ojat Sudrajat pengamat kebijakan publik Banten

INDOPOS.CO.ID – Keberadaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) yang lahir di era kepemimpinan mantan Gubernur Banten Wahidin Halim terus mendapat sorotan.

Pasalnya, perusahaan milik daerah itu dituding merugi selama dua tahun berturut turut sejak berdiri dari tahun 2020 tersebut.

Padahal, suatu BUMD salah satu orientasinya adalah mendapatkan keuntungan sesuai Pasal 7 PP 54 Tahun 2017 Tentang BUMD. Hal ini diungkapkan oleh Moch Ojat Sudrajat, pengamat kebijakan publik Banten menyikapi kebaradan BUMD PT ABM.

“Salah satu orientasi pendirian BUMD itu adalah profit atau mencari keuntungan, sementara PT ABM yang sudah mendapat fasilitas usaha dari pemprov Banten untuk mendapat keutungan, seperti mengelola dana iuran ASN untuk pembelian Sembako malah merugi,” ungkap Ojat kepada INDOPOS, Minggu (29/5/2022).

Ia memaklumi, pada tahun 2020 di tahun pertama didirikannya PT ABM masih merugi, namun kerugian juga terjadi lagi di tahun ke II atau tahun 2021.” Ini tentunya menjadi “Warning” terhadap kinerja Manajemen PT ABM,” cetusnya.

Ojat yang juga mantan juru bicara Pj Gubernur Banten Al Muktabar ini mengatakan, bisnis plan atau rencana bisnis yang dijalankan oleh PT ABM meleset jauh dari rencana awal, sebagaimana tertuang dalam Laporan Keuangan Tahun 2020 yang berbunyi, bahwa awal tahun 2021 perseroan sudah mulai melakukan proses usaha yang diwujudkan dalam program strategi utama.

Rencana bisnis itu, kata Ojat, yakni, perusahaan akan mendirikan Moderen Rice Milling plant untuk pemenuhan kebutuhan petani sehingga dapat melakukan sinergi dengan petani lokal, Perseroan akan mendirikan Dairy Farm untuk peternak.

Selanjutknya melakukan kerjasama dengan para Petani dan peternak sehingga terbentuk kawasan Agrowisata, menjadikan Perseroan sebagai penampungan bagi petani dan peternak sehingga menjadi Pasar Induk untuk kebutuhan masyarakat sekitar ataupun Nasional.

Selain itu dapat memenuhui kebutuhan beras masyarakat daerah Banten dengan sebagai Publik Services dan, Perseroan dapat sebagai Pemasok pangan untuk beras ASN Banten.

Namun faktanya, moderen Rice Milling Plant diduga pada Tahun 2021 belum terwujud, mendirikan Dairy Farm (peternakan Sapi Perah) diduga belum ada, kerjasama dengan para Petani dan Peternak sehingga terbentuk kawasan Agrowisata juga diduga belum terwujud.

“Begitu juga program kerja pada huruf d, e dan f kami menduga belum terwujud,” imbuhnya.

Kendati dalam laporannya, pada kwartal pertama tahun 2022 PT ABM meraup keutungan sebesar Rp 500 juta, pihaknya mempertanyakan, apakah keuntungan tersebut berasal dari unit usaha yang mana ? Apakah dari kinerja atau dari KSO dan atau dari bunga Deposito ?.

Sebab kata Ojat, jika melihat dari posisi kas dan setara kas yang mencapai nilai Rp 50 Miliar lebih, menunjukan bahwa manajemen tidak menggunakan modal yang telah disetorkan sebesar Rp 75 miliar dari Pemprov Banten untuk mengejar apa yang ditargetkan oleh Manajemen PT. ABM sendiri dalam bisnis plan yang tertuang pada laporan keuangan tahun 2020.

“Untuk itu, kami meminta kepada Pj Gubernur agar mengevaluasi jajaran direksi PT ABM,” tukasnya.

Sementara PT ABM melalui direktur operasionalnya Ilham Mustofa dalam rilisnya yang dikirimkan ke INDOPOS menjelaskan, meski dihadapkan pada kondisi ketidakpastian, namun PT ABM berhasil cetak laba tahun ini.
Dalam rilliisnya itu, PT ABM di tahun pertama operasinya sedang fokus pada lima hal sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Permendagri nomor 118 tahun 2018 terkait dengan BUMD.

Dalam Permendagri itu, tepatnya pada pasal 37 ayat 2 dalam hal BUMD yang sudah berdiri, paling lama satu tahun direksi wajib memprioritaskan penyusunan peraturan direksi, merekrut pegawai, menyusun Rencana Bisnis dan RKA BUMD, menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dan menentukan Indikator Kinerja Utama pegawai.

Kelima persyaratan yang dibebankan kepada Perseroda itu saat ini sudah terpenuhi secara keseluruhan. Bahkan selain kelima hal itu, di tahun pertama ini jajaran direksi dan komisaris terus melakukan improvement.

“Sehingga dari pada itu, istem perusahaan yang dimiliki semakin kuat dan baik serta didukung dengan kebijakan-kebijakan yang dapat diukur dan diimplementasikan dengan baik,” kata Direktur Operasiona (Dirops) PT. ABM Ilham Mustofa.

Realisasi Penyertaan modal pada tahun 2021 baru bisa dilakukan oleh Pemprov Banten sebagai pemegang saham mayoritas pada bulan September 2021 sebesar Rp65 miliar atau sekitar 25 persen dari amanah Perda.

Hal itu angat mempengaruhi kinerja perusahaan apalagi pada perusahaan yang masih set-up, aktivitas operasinya masih pada kegiatan-kegiatan pre-investasi dan beberapa rencana usaha yang momentumnya terlewat dikarenakan penyertaan modal yang belum sesuai rencana, dan Cash flow keuangan perusahaan yang akhirnya tidak sesuai dengan perencanaan..

“Pendapatan perusahaan pada tahun 2021 sebesar Rp.21.880.202.547 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp20.511.510.122 sehingga memperoleh laba kotor sebesar Rp1.368.692.424 dan pendapatan lain lain sebesar RP580.260.415,” ujarnya.

Pendapatan total perusahaan pada tahun 2021 sebesar Rp 1.948.952.839 dengan beban usaha Rp 3.678.325.466. Sehingga perusahaan masih mengalami rugi Rp 1.729.372.627 dan pembayaran pajak sebesar Rp109.401.103.

Sedangkan untuk aset perusahaan, sampai saat ini masih tergolong sangat aman dan sehat untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, serta mengalami pertumbuhan yang lebih baik. Jumlah aset PT ABM sampai saat ini tercatat sebesar Rp 73.690.002.642.

Jumlah itu dengan rincian keuangan perusahaan dalam bentuk lancar sebesar Rp 72.030.130.593, Kas dan setara Kas Rp 50.126.106.624, aset tetap dengan nilai buku Rp623.025.695 dan aset lain lain dengan nilai buku Rp36.846.354.

Aktifitas usaha tahun 2021 untuk menghasilkan pendapatan perusahaan dan manfaat untuk masyarakat Banten Khususnya sudah banyak dilakukan, dari mulai perdagangan komoditas, kerjasama modal kerja,melaksanakan berbagai project, melakukan Mou dengan 33 mitra strategis. ” Pada tahun 2021 PT ABM masih berfokus pada pembangunan One Marketplace Plaza Banten dan proses perizinan integrasi dengan Bela Pengadaan LKPP,” ujarnya.

Ilham melanjutkan, upaya perusahaan dalam mengatasi negatifnya laporan laba/rugi tahun 2021 walaupun dalam laporan neraca dan arus kas masih positif dan relative dalam pertumbuhan yang baik dengan penyusunan rencana kerja tahun 2022 dengan pencapaian laba bersih setelah pajak Rp1,2 miliar dengan pendapatan sebesar Rp44,3 miliar.

Direksi juga mengajukan untuk inbreng modal penyertaan pemerintah baik berupa aset atau cash untuk memperkuat struktur permodalan setara 51 persen dan focus bisnis pada produk Consumer Goods Pangan, Pembanguan Agro Hub Banten Warehouse-Packing House-Logistik, Marketplace dan E-commerce plaza Banten.

“Lalu Agro Banten Rice mile industry, Agro Banten Dairy Industri serta Channelling pemasaran melalui Jalur dsitribusi Warung Banten (Wanten) dan Agro Banten Mart took retail modern berbasis komunitas Agro Ambassador dengan kegiatan kegiatan tersebut diharapkan dapat tercapai dan memberikan nilai tambah yang lebih baik bagi perusahaan,” jelasnya.

Saat ini, di quartal I tahun 2022 PT ABM mendapatkan profit sebesar Rp 589. 244.184,00. Hal itu bentuk kesungguhan dan totalitas jajaran pengurus dalam membangun Agro Banten, melalui berbagai pendekatan bukan sekedar untung atau rugi sebagai sebuah perusahaan baru tapi pertumbuhan dan nilai manfaatnya bagi masyarakat Banten juga turut menjadi perhatian. “PT.ABM terus bertumbuh sesuai tujuan pendirian Bumd agrobisnis sebagaimana tertuang dalam visi, misi, Budaya kerja dan rencana bisnis PT ABM yang sudah disusun dan di implementasikan secara bertahap oleh ABM,” tandasnya. (yas)

Exit mobile version