Diduga Pembangunan Tak Sesuai Spek, Pj Sekda Banten Janji Cek Proyek di Dinas Perkim

Diduga Pembangunan Tak Sesuai Spek, Pj Sekda Banten Janji Cek Proyek di Dinas Perkim - pemasangan pondasi proyek - www.indopos.co.id

Pemasangan pondasi dilaksanakan saat turun hujan

INDOPOS.CO.ID – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten M Tranggono berjanji akan mengecek proyek Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Desa Rancaseneng, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, milik Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Banten yang dituding dikerjakan asal jadi.

Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banten ini berterima kasih kepada masyarakat yang berani melaporkan adanya pekerjaan proyek milik Pemprov di Kabupaten/Kota yang tidak sesuai spek sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi pekerjaan proyek milik pemprov Banten.

“Saya akan cek dulu, terima kasih atas informasinya,” ujar Tranggono kepada INDOPOS, Minggu (12/6/2022).

Sebelumnya, kordinator eksponen pemuda Cikeusik, Pandeglang, Nurjaya Ibo dalam riliisnya yang dikirimkan kepada INDOPOS mengungkapkan, adanya kejanggalan proyek yang dikerjakan oleh CV MB dengan konsultan pengawas dari PT STP.

Proyek dengan nomor kontrak 600/SPK.12.3/BIDKAU/DPERKIM/2022 senilai Rp6,1 miliar lebih di Desa Rancaseneng, Kecamatan Cikeusik, dikerjakan oleh kontraktor tidak sesuai dengan Detail Engineering Design (DED) yang sudah dibuat konsultan perencanaan pada tahun 2019, yakni oleh PT Armudi Pradana Konsultan.

“Dalam DED sudah jelas apa saja yang harus dikerjakan oleh kontraktor.Namun, sayang ada beberapa plot pekerjaan yang tidak dilaksanakan, ini yang salah perencanaan atau pelaksanaan?, ujar Nurjaya Ibo balik bertanya.

Ia mencontohkan, ada plot pekerjaan senilai Rp900 juta lebih untuk item rumah sampah, tapi berdasarkan informasi itu dialihkan kepada pekerjaan lain.

“Ini ada item rumah sampah, tapi dialihan kepada pekerjaan lain. Jika memang item ini tidak dibutuhkan masyarakat, harusnya sejak awal tidak perlu ada. Pertanyaannya, kenapa ada dalam perencanaan? Apakah karena perencanaannya asal jadi?” katanya.

Berdasarkan pengamatannya di lapangan, Ibo mengaku menemukan pekerjaan juga dilakukan asal asalan.

”Pengerjaan pemasangan pondasi saja contohnya, tetap dikerjakan saat galian masih tergenang air, ini tentunya akan mengurangi kualitas hasil pekerjaan,” cetusnya.

Sayangnya, kepala dinas Perkim Provinsi Banten Muchamad Rachmat Rogianto belum berhasil dimintai klarifikasinya, terkait tudingan dari koordinator eksponen pemuda Cikeusik ini.

Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon tidak aktif. Demikian juga, pesan singkat yang dikirimkan melalui aplikasi perpesanan whatsapp juga sedang non aktif dengan tanda centang satu. (yas)

Exit mobile version