Jangkar Jokowi Minta Kemenhub Terbitkan Penlok Bandara Bali Utara

Ilustrasi.

Ilustrasi.

INDOPOS.CO.ID – Proyek Strategis Nasional (PSN) dinilai cukup berperan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai industri barang dan jasa serta menciptakan ruang pekerjaan bagi masyarakat luas.

Dalam rangka mempercepat distribusi kesejahteraan, maka paradigma pembangunan diubah menjadi Indonesia sentris. Dalam hal ini, pembangunan tak lagi terkosentrasi di Jawa, baik itu untuk jalan, pelabuhan, bandara, bendungan maupun pembangunan lainnya.

Gencarnya pelaksanaan proyek skala nasional tak lepas dari diterbitkannya payung hukum berupa Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN, yang kemudian menjadi Perpres Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016.

Untuk tahun 2021, PSN masih mengacu pada Perpres Nomor 109 Tahun 2020 yang diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2021 tentang Kemudahan PSN. Menariknya, Bandara Bali Utara telah dimasukkan dalam PSN tahun 2021 bersama dengan beberapa bandara lainnya.

Ketua Presidium Nasional Jangkar Jokowi, I Ketut Guna Artha mengatakan, sebagai kelompok relawan yang konsisten mengawal program Nawacita Presiden, pihaknya menyikapi atas perkembangan Bandara Bali Utara yang tak kunjung ada aksi untuk direalisasikan.

“Saya menyayangkan rencana pembangunan Bandara Bali Utara sejak diterbitkannya PSN 2021 belum ada realisasinya hanya karena alasan penetapan lokasi (penlok). Padahal investornya siap membiayai di tengah kondisi krisis global,” ujarnya kepada media, Selasa (19/7/2022).

Sementara lima bandara baru lainnya dalam PSN 2021 telah dalam fase konstruksi, bahkan sudah ada yang beroperasi. Menurutnya ini merupakan kerugian bagi masyarakat Bali dalam perspektif terciptanya potensi ekonomi dan perputaran uang di tengah pandemi Covid-19.

“Bayangkan saja berapa potensi ekonominya jika proyek prestisius dengan nilai investasi Rp50 triliun dimulai? Ada berapa tenaga kerja yang bisa terserap? Ada berapa juta kubik material batu dan pasir yang terserap?,” katanya.

Proyek konstruksi tersebut padat karya, bukan hanya membangun bandara, tapi juga infrastruktur pendukungnya yang bisa menghidupi banyak orang seperti buruh bangunan, sopir truk, karyawan yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena belum normalnya operasional hotel dan restoran, profesional dan yang lainnya.

Jika ini terus tertunda, maka Bali akan kehilangan momentum sebagai pariwisata yang dicanangkan Presiden. Karena setelah berhasil mengembangkan lima destinasi baru seperti Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang, pemerintah akan mengembangkan lima destinasi baru yang tertunda seperti Wakatobi, Morotai, Tanjung Kelayang, Bromo dan Kepulauan Seribu.

“Dari sisi bisnis, nilai proyek akan terpengaruh oleh inflasi dan kerentanan ekonomi global. Ambil contoh proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang biayanya membengkak lebih Rp27 triliun. Itu duit kan? Apakah investor berani ambil risiko terjadinya pembengkakan nilai investasi karena tertunda?,” bebernya.

Dalam sisa jabatan 2 tahun ke depan, pemerintahan Jokowi akan masih kerja keras untuk pemulihan ekonomi nasional, melanjutkan PSN yang sedang berjalan, membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan menyiapkan penyelenggaraan Pemilu 2024.

“Jika tidak segera direalisasikan karena tarik menarik kepentingan penetapan lokasi, apakah ada jaminan proyek Bandara Bali Utara tetap masuk PSN pasca-2024?,” tanyanya.

Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) segera menerbitkan penlok berdasarkan kajian akademis/teknis, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTWR), azas manfaat berkelanjutan dan nomenklatur untuk direalisasikannya rencana pembangunan Bandara Bali Utara, di Kubutambahan, Buleleng, bukan menerbitkan penlok Bandara Bali Barat Laut.

“Di tengah kondisi pemulihan sektor pariwisata yang masih tertatih-tatih akibat pandemi dan muncul ancaman baru krisis akibat perang Rusia-Ukraina, harapan saya dengan dimulainya pembangunan Bandara Bali Utara bisa menjadi opsi untuk terserapnya masyarakat Bali,” pungkasnya. (rmn)

Exit mobile version