Jadi Calon Bupati Serang, Andika Tidak Turun Kelas

andika

Mantan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy. (Humas DPD Partai Golkar Banten)

INDOPOS.CO.ID – Partai Golkar memberikan kejutan terkait mantan Wakil Gubernur Andika Hazrumy yang diputuskan menjadi calon Bupati Serang pada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2024. Langkah tersebut mendapat tanggapan, termasuk ada penilaian penurunan kelas bagi Andika.

Namun tanggapan tersebut ditepis pengamat politik dari Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) Rachmayanti Kusumaningtyas.

Menurut Rachmayanti, majunya seorang figur di pilkada harus mempertimbangkan potensi menang dan risiko kalah.

“Jangan mengejar bayangan. Pilkada itu bukan arena untuk politisi halu. Berhalusinasi akan menang padahal zaman sudah begitu modern, semua bisa diukur dengan ilmu pengetahuan dan metode yang teruji,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (16/8/2022).

Rachmayanti menilai, jika ikut sertanya Andika Hazrumy pada pilkada Kabupaten Serang tahun 2024 pertimbangannya adalah potensi kemenangan yang tinggi maka itu adalah pilihan rasional dan strategi yang jitu.

“Bahwa menjadi kepala daerah di level kabupaten/kota itu jelas lebih baik,” ujarnya.

Terkait asumsi penurunan kelas bagi Andika yang sebelumnya menjadi Wakil Gubernur Banten, kemudian diproyeksikan menjadi calon Bupati Serang, Rachmayanti menepisnya. Ia mencontohkan mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul.

Saifullah Yusuf juga pernah menjabat sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal sejak Oktober 2004 hingga Mei 2007. Kemudian Wakil Gubernur Jawa Timur sejak 12 Februari 2009 hingga 12 Februari 2019. Selanjutnya saat ini menjadi Wali Kota Pasuruan sejak 26 Februari 2021.

“Jadi intinya tidak turun grade. Ada contoh paling konkrit, figur Syaifullah Yusuf pernah jadi menteri lalu menjadi wakil gubernur dan sekarang jadi Wali Kota Pasuruan dan publik tidak menganggapnya turun derajat, malah menyebut figur yang tidak ada matinya,” ujarnya.

Menurut Rachmayanti, majunya seseorang di pilkada pertama-tama tidak diukur dari tinggi atau rendahnya level posisi yang diperebutkan. Namun dari kemampuan figur, penerimaan pemilih, kemudian popularitas dan elektabilitas.

“Nah dalam konteks majunya Andika Hazrumy di pilkada Kabupaten Serang, justru yang harus dilihat pertama-tama adalah pada kemampuannya dan penerimaan masyarakat. Kemudian peluang untuk menang,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah mengatakan, terkait dengan Pilkada 2024 yang digelar serentak, Partai Golkar menggunakan strategi piramida.

“Kita kuatkan dulu calon-calon di kabupaten/kota, tata calon bupati dan calon wali kota terlebih dahulu, karena itu akan memudahkan di puncaknya, yakni Pilkada gubernur,” ujarnya.

Tatu menegaskan, Golkar tidak hanya berpikir tentang kemenangan parsial. Namun memastikan kemenangan yang diraih tahun 2024 adalah kemenangan yang sempurna.

“Sukses pileg, sukses pilpres, sukses pilkada. Itu amanah kebijakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar. Jadi kami potret peta kemenangan yang utuh se-Banten,” tutup Tatu. (dam)

Exit mobile version