Gerakan 1.000 Mangrove, Upaya DDV Sumbar Cegah Abrasi di Padang Pariaman

Gerakan-1000-Mangrove

Gerakan 1000 Mangrove

INDOPOS.CO.ID – Apa itu abrasi? Pertanyaan tersebut mungkin sangat mudah dijawab oleh masyarakat yang familiar atau tinggal di area pesisir pantai. Abrasi sendiri adalah suatu proses pengikisan tanah pada daerah pesisir pantai yang diakibatkan oleh ombak dan arus laut yang sifatnya merusak.

Tidak hanya itu, penyebab abrasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor buatan atau ulah manusia itu sendiri. Semua hal tersebut diakibatkan oleh adanya eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh manusia terhadap kekayaan sumber daya laut seperti ikan, terumbu karang dan biota lainnya.

Tentunya banyak hal negatif yang dilahirkan dari fenomena abrasi ini. Salah satunya adalah penyusutan garis pantai sehingga lahan daratan utama semakin berkurang dan membahayakan masyarakat pesisir yang tinggal di pinggir pantai. Potensi bencana lainnya pun akan meningkat dengan rusaknya ekosistem yang terjadi di pantai.

Untuk itu, dalam upaya terciptanya pantai yang aman dan bebas abrasi. Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Sumatera Barat menyelenggarakan Gerakan Penanaman 1000 Mangrove di kawasan Ekowisata Green Talao Park, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, pada Minggu kemarin (04/09/2022).

Tidak hanya DDV Sumatera Barat yang terlibat dalam kegiatan ini, berbagai komunitas, organisasi kampus dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dari STIT Syekh Burhanuddin, mahasiswa FEBI UIN Imam Bonjol Padang, serta mahasiswa UNAND turut terlibat dalam kegiatan ini.

“Lebih kurang 200 peserta yang mengikuti kegiatan ini. Program ini diangkat atas dasar kepedulian terhadap lingkungan terutama untuk mengurangi terjadinya abrasi di daerah pesisir pantai,” kata Minarti, salah seorang relawan DDV Sumbar, sekaligus koordinator gerakan ini.

Harapannya, dengan digelarnya gerakan ini selain untuk melestarikan alam dan mencegah abrasi, wisatawan yang berkunjung ke Green Talao Park semakin meningkat karena lingkungannya semakin asri. Mempertahankan kestabilan ekosistem juga menjadi salah satu fakto utama lahirnya gerakan ini.

“Dengan kegiatan ini juga, semoga nanti bisa bermanfaat untuk masyarakat setempat, agar tanaman mangrove dapat mencegah abrasi pantai. Selain itu dapat menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Green Talao Park. Kemudian untuk menjaga ketahanan ekosistem pantai dan menjaga rantai makanan agar tidak terputus” imbuh Minarti. (adv)

Exit mobile version