Selasa, 7 Februari 2023
No Result
View All Result
www.indopos.co.id

  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
www.indopos.co.id
  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
No Result
View All Result
www.indopos.co.id
No Result
View All Result
Home Nusantara

Potret Toleransi Masyarakat Adat Badui Bisa Dilihat di Kampung Cicakal Girang

by Ali Rachman
Selasa, 13 Desember 2022 - 10:20
in Nusantara
Masyarakat-Adat-Badui

Masyarakat adat Badui. Foto: Dokumen Dinas Pariwisata Provinsi Banten

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOS.CO.ID – Praktik toleransi dalam kehidupan beragama masyarakat adat Badui boleh dibilang sangat tinggi. Mereka berpegang teguh pada pikukuh (aturan) adat yang bersumber dari ajaran Sunda Wiwitan, agama yang mereka anut.

Kepatuhan yang mutlak pada aturan adat tidak membuat masyarakat Badui tertutup terhadap dunia luar dan masyarakat berkeyakinan serta beragama lain.

BacaJuga

Temani Mendag Blusukan, Gus Sakti: Pak Zul Sosok Menginspirasi

Pemprov Banten Siapkan 1.348 Ton Cadangan Beras

Komunitas adat Badui ternyata sejak lama hidup berdampingan dengan warga beragama lain dalam hal ini agama Islam. Uniknya, ada satu kampung bernama Cicakal Girang di kawasan Badui, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidar, Kabupaten Lebak, yang semua warganya beragama Islam.

Bagi sebagian masyarakat yang sudah mengenal masyarakat Badui di pegunungan Kendeng ini, mungkin masih asing dengan nama Cicakal Girang. Keseluruhan penduduknya merupakan warga muslim yang tak ada bedanya sama sekali dengan warga muslim lainnya. Lokasinya terletak di dalam kawasan Badui. Mungkin ada yang beranggapan bahwa warga muslim di Cicakal Girang adalah Islam baru. Padahal pada kenyataannya tak ada sesuatu pun yang baru dari ajaran Islam yang dilaksanakan warga Cicakal Girang.

Cicakal Girang yang terletak di ujung barat Desa Kanekes, berbatasan langsung dengan Desa Keboncau, Kecamatan Bojongmanik. Di sana terdapat masjid dan musala.

Bentuk dan bahan bangunan rumah warga Cicakal Girang jauh berbeda dengan komunitas adat Badui. Di samping itu warga Cicakal Girang juga memiliki satu unit Madrasah Ibtidaiyah. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki, pengelola madrasah memanfaatkan masjid dan rumah warga untuk kegiatan belajar mengajar.

Pemerhati masyarakat adat Badui, Uday Suhada menjelaskan, berdasarkan tradisi lisan yang diceritakan secara turun-temurun, asal usul komunitas muslim di sana berawal dari persoalan jauhnya jarak yang harus ditempuh warga Badui (apalagi warga Badui Dalam) yang akan melakukan pencatatan pernikahan di Leuwidamar.

Mengacu pada persoalan tersebut, lembaga adat Badui mengajukan permohonan kepada Sultan Banten saat itu untuk menempatkan warga muslim di wilayah Desa Kanekes. Pihak Kesultanan Banten saat itu menitipkan satu keluarga muslim untuk membantu lembaga adat dalam menyelesaikan administrasi pernikahan warga Badui.

Memang hingga saat ini belum diketahui secara pasti tahun berapa penempatan warga muslim tersebut. Nama orang muslim pertama di Cicakal Girang adalah Ki Sahum. Dia orang pertama yang diberi mandat untuk membantu masyarakat Badui saat itu. Namun utusan pihak Kesultanan Banten tersebut juga belum terungkap asalnya dari mana.

“Agama dan kepercayaan orang Badui yaitu Islam Sunda Wiwitan. Namun di Kampung Cicakal Girang terdapat warga muslim, yang dalam sejarah keberadaannya yaitu atas dasar permintaan lembaga adat kepada Sultan Banten dengan tujuan untuk membantu mengurus pencatatan pernikahan warga Badui,” ujar Uday ketika dihubungi INDOPOS.CO.ID, Selasa (13/12/2022).

Cicakal Girang berbatasan langsung dengan kampung Badui Luar lainnya yakni Cipaler yang berdekatan dengan kampung Cicakal Hilir. Atas perannya membantu lembaga adat, warga Cicakal Girang diberikan keleluasaan dalam nelaksanakan ajaran Islam. Di sana terdapat beberapa unit bangunan sarana ibadah berupa masjid dan musala.

Sejak tahun 1975, atas kebijakan lembaga adat Badui, warga Cicakal Girang tersebut bebas membangun rumahnya terbuat dari bahan semen, pasir dan batu bata, memiliki lantai keramik, genting dan sebagainya yang tidak boleh terlalu mewah. Di sana juga terdapat tanaman cengkeh, kerbau peliharaan, sawah, kolam ikan (yang kesemuanya merupakan pantangan bagi adat Badui).

Alat penerangan pun sudah memanfaatkan listrik bertenaga surya. Cara berpakaian dan pola perilaku mereka juga jauh berbeda dengan warga Badui. Karenanya dalam amanat lembaga adat, warga Cicakal Girang dinyatakan sebagai warga yang bukan merupakan bagian dari komunitas adat Badui, akan tetapi orang Islam yang ada di Desa Kanekes. Sehingga wajar bila tak ada kewajiban bagi mereka untuk mengikuti upacara adat yang biasa dilakukan di Badui

“Jadi tak satu pun warga Cicakal Girang yang merasa dirinya sebagai orang Badui. Akan tetapi tak satu pun juga di antara mereka yang tidak merasa bangga dan kagum terhadap orang Badui. Khususnya komitmen orang Badui terhadap pelestarian lingkungan, kepatuhan terhadap aturan adat serta berperilaku sederhana dengan mengedepankan kejujuran dan keikhlasan, sebagai implementasi dari filosofi hidup lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung (panjang tak oleh dipotong, pendek tak boleh disambung), yang bermakna mengedepankan kejujuran dan kesederhanaan,” kata Uday.

Uniknya keberadaan warga muslim di Cicakal Girang, tak pernah satu kali pun warga Badui yang menyatakan keluar dari lingkungan adat dan kemudian memeluk agama Islam dan diislamkan di sana. Warga Badui yang menyatakan masuk Islam biasanya diislamkan di Ciboleger Desa Bojongmenteng atau di Pal Opat.

Secara terpisah salah satu tokoh adat Badui, Olot Sarip mengatakan, keberadaan Kampung Cicakal Girang sudah ada sejak lama dan masyarakat adat Badui hidup berdampingan dengan warga beragama Islam secara damai dan harmonis.

“Kampung Cicakal Girang itu ada di kawasan masyarakat adat Badui. Kami sangat menghargai dan menghormati mereka. Hal yang sama pun mereka sangat menghargai kami (komunitas adat Badui),” kata Olot Sarip.

Tidak hanya itu, ada beberapa kampung di kawasan komunitas adat Badui yang berbatasan langsung dengan masyarakat luar Badui, namun tidak pernah terjadi gesekan atau percekcokan.

“Orang Badui memang sangat patuh pada aturan adat, tetapi dalam aturan adat itu kami diwajibkan untuk menghargai dan menghormati sesama manusia,” tutupnya.(dam)

Tags: baduikabupaten lebakProvinsi BantenSuku BaduiToleransi
ShareTweetSendShareSend

Related Posts

Kementan Tingkatkan Kualitas Mutu Karier Penyuluh Pertanian
Nasional

Cap Go Meh Nusantara 2023, Perkuat Toleransi dan Semangat Keberagaman

Minggu, 5 Februari 2023 - 19:18
LAZ PLN Indonesia Power Suralaya Gandeng RS Mata Achmad Wardi BWI-DD Gelar Operasi Katarak Gratis
Nasional

LAZ PLN Indonesia Power Suralaya Gandeng RS Mata Achmad Wardi BWI-DD Gelar Operasi Katarak Gratis

Sabtu, 4 Februari 2023 - 14:44
Iti Tekankan Empat Prioritas Pembangunan di Lebak
Nusantara

Iti Tekankan Empat Prioritas Pembangunan di Lebak

Selasa, 24 Januari 2023 - 18:21
pose-bersama-warga-dan-tokoh-suku-Badui
Nusantara

Muktabar Kunjungi Warga Badui Dua Kali dalam Sebulan, Ada Apa?

Kamis, 19 Januari 2023 - 13:20
pwi
Nusantara

Pemkab Ajak PWI Kolaborasi Bangun Lebak

Selasa, 10 Januari 2023 - 22:11
Joko-Susanto
Nusantara

BPN Kabupaten Tangerang Terapkan Prinsip Kehati-hatian dalam Peralihan Hak

Selasa, 10 Januari 2023 - 09:20
Load More

Populer hari ini

SPinjam

Cara Mengisi e-Money di Shopee dengan Mudah dan Cepat!

Selasa, 10 Januari 2023 - 16:35
Personel-Polda-Banten

Hafal Asmaul Husna, Tiga Personel Polda Banten Diberangkatkan Umroh

Senin, 6 Februari 2023 - 13:13
DR-Umar-S-Fana

Mekanisme Pengaduan Terkait Berita Pada Media Massa

Kamis, 19 Januari 2023 - 13:50
Cap-Go-Meh-Ciputra

Happy Cap Go Meh Ala Mal Ciputra Jakarta

Senin, 6 Februari 2023 - 12:35
TAD-Air-Craft-Cleaning

Penerapan Core Values Akhlak dan Integritas, Aircraft Cleaning GDPS Laporkan Temuan Hingga Rp300 Juta Selama 2022

Jumat, 3 Februari 2023 - 23:25

E-Paper

Koran Indoposco Edisi 7 Februari 2023 - Screenshot 2023 02 07 at 12.27.57 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 7 Februari 2023

by gimbal
Selasa, 7 Februari 2023 - 00:38
Koran Indoposco Edisi 1 Februari 2023 - Screenshot 2023 02 01 at 2.07.35 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 1 Februari 2023

by gimbal
Rabu, 1 Februari 2023 - 02:31
Koran Indoposco Edisi 26 Januari 2023 - Screenshot 2023 01 26 at 12.20.36 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 26 Januari 2023

by gimbal
Kamis, 26 Januari 2023 - 00:35
www.indopos.co.id | indoposco.id

Copyright © 2022.

www.indopos.co.id | indoposco.id

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index

Copyright © 2022.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist