Ini Cara Agar Kualitas Air Danau Toba Jadi Oligotrofik

Perairan-Danau-Toba

Ilustrasi Danau Toba. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) merupakan destinasi penting secara historis dan ekonomi masyarakat Indonesia. Karena berbagai kegiatan mulai dari pariwisata hingga pabrik industri telah lama dilakukan di kawasan itu.

Penataan kawasan Danau Toba yang merupakan agenda pemerintah masih menjadi perdebatan hangat hingga saat ini. Masih ada pandangan pro dan kontra mewarnai rencana penertiban kawasan Danau Toba hingga mengembalikan kualitas airnya menjadi Oligotrofik.

Prof. Ternala Barus, Ketua Peneliti Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung Danau Toba (DDDT) baru saja merampungkan penelitiannya di 2022 terkait Daya Dukung dan Daya Tampung Danau Toba yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Utara.

“Dari pemantauan 4 tahun berturut-turut, tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008 ditemukan nilai oksigen yang terlarut (DO) tahun 2006 memang terjadi penurunan,” ujar Guru Besar Universitas Sumatera Utara ini, Selasa (27/12/2022).

Namun demikian, jika menginginkan status Oligotrofik, itu artinya tidak boleh ada kegiatan apapun di kawasan Danau Toba.

Kawasan Danau Toba tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi yang menjadi penopang dan sumber kehidupan masyarakat setempat. Tapi, kelestarian lingkungan juga tidak dapat ditawar. Oleh sebab itu, semua aktivitas ekonomi dan wisata harus dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Pengunjung tengah berfoto di depan Danau Toba. Foto: Istimewa

Pemanfaatan Danau Toba yang bersifat multi use mencakup pariwisata, transportasi, konservasi dan akuakultur perlu berjalan secara seiring sesuai dengan pengaturan zonasi yang telah diatur dan disepakati dalam aturan yang ada. Pengembangan kegiatan ekonomi dan konservasi harus seimbang dan mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan.

“Pencegahan pencemaran Danau Toba perlu dilakukan dengan menyeluruh, baik dari sumber pencemaran di darat maupun di perairan, yang berasal dari beragam aktifitas ekonomi dan sosial yang ada,” katanya.

Dalam sosialisasi hasil penelitiannya di hadapan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, pemerintah kabupaten di sekitar Danau Toba serta dinas terkait, Prof. Ternala menyampaikan, hasil kajian Daya Dukung Danau Toba sebesar 55.083,16 ton per tahun.

“Daya dukung ini tentu dapat dijalankan dengan mengaplikasikan tata kelola pembangunan yang berkelanjutan, yang meliputi pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan sosial dan keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.

Untuk diketahui, kondisi air Danau Toba sangat bening dan jernih, serta mempunyai ketersediaan oksigen yang memadai dan tidak pernah habis dari permukaan air hingga dasar danau.(rmn)

Exit mobile version