Tokoh Masyarakat dan Ulama Sesalkan Tak Ada Perhatian LPTQ Banten kepada Qori Berprestasi

Tokoh Masyarakat dan Ulama Sesalkan Tak Ada Perhatian LPTQ Banten kepada Qori Berprestasi

Tokoh Masyarakat dan Ulama Sesalkan Tak Ada Perhatian LPTQ Banten kepada Qori Berprestasi - qori banten - www.indopos.co.id

Qori cilik asal Banten Zamzam Ardabii saat diterima oleh Wali Kota Serang Syafrudin. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Tokoh masyarakat Mulyadi Jayabaya sangat menyesalkan tidak adanya perhatian sama sekali dari Lembaga Pengambangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Banten terhadap qori cilik asal Kota Serang, Zamzam Ardabili yang berhasil membawa harum nama Indonesia dalam lomba Musabaqah Tijan Annur Qatar untuk negara Asia.

“Kalaupun tidak bersedia memberikan uang kadeudeuh, paling tidak ada dari unsur LPTQ Banten yang menjemput qori cilik tersebut di Bandara atau di Serang. Jangan hanya sibuk mengurusi anggaran LPTQ saja, namun juga harus memperhatikan kebutuhan para qori dan qoriah dalam upaya peningkatan prestasi qori dan qoriah asal Banten agar dalam lomba MTQ tingkat nasional tidak memalukan LAGI seperti MTQ Nasional tahun lalu,” ujar Jayabaya kepada media, Selasa (21/2/2023).

Ia juga meminta kepada Pj Gubernur Banten untuk mengevaluasi orang orang yang ada di LPTQ, termasuk mengevaluasi anggaran yang ada di LPTQ agar ke depannya para qori dan qoriah Banten dapat bersaing dan membawa harus nama Banten di MTQ tingkat Nasional.

“Banten ini dikenal sebagai daerah relegius,maka prestasi para qori qoriahnya juga harus bisa menunjukan prestasi yang gemilang di kancah nasional dan internasional,” ujar Mulyadi.

Hal senada dikatakan oleh ulama kharismatik Banten KH Matin Syarkowi yang meminta agar LPTQ selektif lebih melakukan rekruitmen peserta musabaqoh.

“Bahwa LPTQ kurang memberikan perhatian terhadap qori/qoriah memang betul, dan juga lemah dalam hal pembinaan yang berkelanjutan,” ungkapnya, yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Serang.

Menurut KH Matin, banyak faktor yang menyebabkan melorotnya prestasi qori/qoriah asal Banten. Salah satunya adalah sistem rekruitmen peserta Musabaqahnya yang perlu ditinjau ulang.

“Misalnya kalau qori yang pernah menjadi juara di semua tingkatan idealnya tidak lagi bisa diikitsertakan dalam level yng sama,” cetusnya.

Ia menegaskan, intinya MTQ jangan sampai hanya dijadikan alat prestise, tetapi MTQ apapun bidang dan katagorinya haruslah lebih memperhatikan makna filosofi dari Musabaqoh itu sendiri, yaitu melahirkan generasi geerasi Quranik, mendorong masyarakat untuk belajar Al-Qur’an.

Sementara Ketua LPTQ Banten M Tranggono tidak bersedia memberikan tanggapan atas prestasi qori cilik asal Banten yang juara di negara lain.

Ketika dikofirmasi melalui pesan WhatsApp dan telepon genggamnya, meski dalam kondisi aktif, ia tidak merespon.

Sebelumnya, qori cilik Zamzam Ardabiili, warga Kampung Kubang Apu RT 06 RW 02, Kelurahan Terondol, Kota Serang menjadi juara dalam lomba musabaqoh tingat internasional di Qatar.

Ironisnya, kepulangan ke tanah air dan keikutsertaan qori cilik dalam loba musabaqoh yang diikuti oleh beberapa negara itu tidak diketahui oleh LPTQ Banten.

Marwati, orang tua dari Zamzam Ardabili kepada INDOPOS.CO.ID mengungkapan, kepulangan putranya ke tanah air setelah mengikuti lomba musabaqoh tingkat internasional di Qatar hanya datang dari Wali Kota Serang dan Dinas Kesehatan Kota Serang.

“Kalau perwakilan dari Pemprov atau LPTQ Banten tidak ada sama sekali dan yang menjemput hanya pak Wali Kota Serang dan Dinas Kesehatan Kota Serang,” ungkapnya. (yas)

Exit mobile version