INDOPOS.CO.ID – Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) yang merupakan wadah para alumni PII, menunjukkan komitmen dan kepeduliannya terhadap korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar)
Komitmen dan kepedulian tersebut ditunjukkan dengan pembangunan mesjid di atas tanah seluas 600 m2 yang berlokasi di daerah terdampak gempa Cianjur, 21 November 2022. Masjid yang dibangun terletak di RT 03 RW 03 Kampung Mangun, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jabar.
Pembangunan masjid diinisiasi Pengurus Wilayah (PW) Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) Jabar mendapat dukungan dari Pengurus Pusat (PP) KBPII, Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Kemandirian Umat (Lazisku) serta Relawan Siaga Bencana (Regana) KBPII.
Peletakan batu pertama pembangunan masjid dilaksanakan pada Selasa (21/3/2023) dihadiri perwakilan semua pihak yang turut berkontribusi. Tampak hadir Perwakilan PP KBPII Buya Rofiq Azhar, Direktur Program dan Penghimpunan Lazisku Dityaningsih, Ketua PW KBPII Jabar Ilhamsyah, serta sesepuh dan tokoh Desa Mangunkerta Abah Uus.
Ketum PW KB PII Jabar Ilhamsyah mengatakan, peristiwa bencana alam memberikan salah satu dampak yang sangat strategis, yaitu dengan pembangunan masjid yang semula belum ada di kampung tersebut.
“Karena rumah-rumah penduduk belum terbangun kembali, maka membangun masjid terlebih dahulu menjadi solusi recovery kebencanaan. Juga momentum pembangunan solidaritas dalam rangka pemulihan kehidupan sosial,” ujarnya.
Ilhamsyah berterima kasih kepada seluruh relawan KBPII, Lazisku, dan Regana yang menginisiasi pertama kali untuk pembangunan masjid di daerah terdampak gempa, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
“Kami juga mengapresiasi langkah Lazisku KBPII yang cepat tanggap dan berinisiatif dalam penggalangan dana memprioritaskan program pembangunan masjid,” tandasnya.
Mewakili PP KBPII Buya Rofiq Azhar menyampaikan bahwa masjid harus diberdayakan kapasitasnya, tidak hanya sekadar untuk ibadah mahdhoh saja tapi diperluas sebagai sentra pembangunan peradaban untuk kesempurnaan pendidikan.
Abah Uus selaku sesepuh Desa Mangunkerta, menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi semua pihak sejak awal terjadinya bencana hingga saat ini dalam rangkaian program pemulihan dan pembangunan Masjid Mangun.
Direktur Program dan Penghimpunan Lazisku Dityaningsih mengharapkan setelah terbangunnya Masjid Mangun dapat menjadi pusat kehidupan masyarakat Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
“Yang terpenting adalah masyarakat Desa Mangunkerta dapat memakmurkan Masjid Mangun dengan cara turut serta dalam membangun, memelihara, dan beribadah di dalamnya. Serta membuat kegiatan yang melibatkan anak-anak, remaja hingga orangtua,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Dityaningsih, masjid juga harus menjadi tempat pendidikan untuk masyarakat
“Sehingga dapat diselenggarakan pelatihan ilmu terapan atau ketrampilan praktis. Terutama dalam hal pendidikan yang dapat membentuk masyarakat memiliki karakter atau akhlakul karimah. Jadi masjid harus dikelola oleh SDM yang baik,” ujar Dita, sapaan Dityaningsih.
Menyinggung masalah pengumpulan dan penyaluran zakat infaq dan shadaqah (ZIS), Dita menyebut, masjid harus dapat membantu masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi.
“Bila zakat, infaq dan shadaqah dikelola dengan baik, dan memiliki program pemberdayaan, maka masjid bisa hadir dalam memecahkan persoalan ekonomi keluarga,” sambung Dita.
Sebagai penutup Dita mengucapkan terima kasih kepada para wakif untuk terwujudnya keberadaan Mesjid Mangun.
Ketua RT 03 RW 03 Kampung Mangun, Iwan Kurniawan menyambut baik inisiatif semua pihak dan berharap pembangunan Masjid Mangun berjalan lancar dan cepat, sesuai yang ditargetkan, yaitu satu tahun.
“Berharap ke depannya akan ada gedung serba guna dan sekolah diniyah di tanah yang masih tersisa atau bahkan dapat diperluas. Di Desa Mangunkerta, sekolah diniyah cukup jauh. Semoga saja Lazisku KBPII dapat menghimpun para pewakif lagi,” harapnya. (srv)