H-1, Terminal Bus Mandala Rangkasbitung Sepi Penumpang

rangkas

Suasana terminal bis AKAP Mandala, Rangkasbitung,Kabupaten Lebak tampak lengang pada H-1 Lebaran Idul Fitri1444 H. (fotp yasril/indopos.co.id)

INDOPOS.CO.ID – Nasib para sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak,Banten, sungguh memprihatinkan menjelang lebaran Idul Fitri tahun 2023/1444 H.

Jika teman se profesinya di daerah lain menikmati kelebihan pendapatan menjelang lebaran karena banyaknya penumpang yang hendak mudik.

Namun, hal ini tidak dirasakan oleh para sopir bus AKAP jurusan Rangkasbitung- Jakarta dan kota lainnya di Jawa Barat.

Pasalnya, para penumpang dari Jakarta ke Rangkasbitung maupun dari Rangkasbitung ke kota lainnya di Jawa Barat dan Jakarta lebih memilih naik moda transportasi Kereta Rel Listrik (KRL).

Selain ongkos KRL jauh lebih murah jika dibandingkan naik bus, juga naik kereta api lebih nyaman karena ada AC dan lebih cepat sampai di tujuan.” Kalau naik kereta api dari stasiun Rangkasbitung ke Tanah Abang ongkos hanya Rp 10 ribu dan dua jam sampai di Jakarta, namun jika naik bus bisa 4 jam di perjalanan dengan ongkos Rp 60 ribu dan tidak ada fasilitas bus AC,” ungkap Rohman, seorang warga Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Jumat (21/4/2023).

Berdasarkan pemantauan indopos.co.id di terminal bus Mandala, Rangkasbitung, tampak lengang dan hampir tidak terlihat keluar masuk bus AKAP dan AKDP di terminal terbesar di Kabupaten Lebak tersebut.

Banyak bus yang terlihat nongkrong dan memilih tidak beroperasi karena sepinya penumpang.” Narik juga percuma bang, paling banter sehari dapat setoran Rp 150 ribu, kasihan sopir nombok terus,” ungkap Yayah pengurus bus PO Bulan Jaya di terminal Mandala.

Ia mengungkapkan, ada PO bus yang menggratiskan setoran selama 2 hari sebagai bentuk THR dari perusahaan kepada awak bus, namun hasilnya selama 2 hari narik tanpa setoran itu hanya terkumpul uang 100 ribu, setelah dipotong uang solar dan pengeluaran lain di terminal.

Sepinya penumpang di terminal bus Mandala juga dirasakan oleh Ucup, seorang ojek pangkalan warga Desa Bojongleles, Kecamatan Cibadak yang mengaku seharian paling banyak dapat penumpang hanya 3 sampai 5 orang penumpamg dengan jarak yang pendek.” Hari ini saya turun (mengojek) sejak pukul 7 pagi dan baru dapat penumpang 1 orang ke mall Barata dengan ongkos 17 ribu,” ungkap Ucup.

Sepinya penumpang di terminal bus Mandala, selain disebabkan banyak penumpang yang beralih menggunakan moda tranportasi kereta api, juga banyak yang lebih memilih naik Grab dan taksi gelap dari Jakarta.

“ Hitungannya begini, kalau dia ada 6 orang dari Jakarta ke Rangkasbitung naik bus ongkosnya sudah jelas Rp 400 ribuan, belum lagi ongkos dari rumahnya ke terminal dan ribet lagi bawa barang.Sementara kalau dia menyewa mobil pribadi atau Grab dari Jakarta ke Rangkasbitung paling mahal hanya Rp 500 ribu sudah diantar langsung sampai ke rumah,” ungkap Ujang seorang sopir bis AKAP. (yas)

Exit mobile version