Dompet Dhuafa Distribusikan Air Bersih bagi Ribuan Jiwa di Mojokerto

Distribusi-Air-Daerah

Dompet Dhuafa Jawa Timur menyalurkan bantuan air bersih ke Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, pada Senin (11/9/2023). Foto: Dompet Dhuafa

INDOPOS.CO.ID – Dompet Dhuafa Jawa Timur menyalurkan bantuan air bersih ke Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, pada Senin (11/9/2023).

Air sebanyak 25 ribu liter dialirkan untuk membantu 1.200 jiwa yang tinggal di sana.

“Ini menjadi salah satu langkah kami memasok air bersih untuk masyarakat Mojokerto. Karena membantu sesama sudah menjadi hal yang lumrah, bahkan diwajibkan dalam setiap agama yang ada di muka bumi. Dengan demikian, masyarakat Mojokerto yang membutuhkan bantuan air bersih dapat terbantu berkah aliran donasi para donatur yang diamanahkan ke kami,” ujar Kholid Abdillah, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur melalui pesan singkat.

Tini (51), salah seorang warga Desa Kunjorowesi pun mengaku terbantu dengan adanya air bersih dari Dompet Dhuafa Jawa Timur.

“Tentunya, kami sangat berterima kasih atas bantuan ini dan pastinya sangat bermanfaat bagi warga desa kami,” ujarnya

Sebanyak 7.587 warga di 3 desa di kaki Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, saat ini sedang menghadapi krisis air bersih. Hal ini membuat kondisi darurat akibat bencana kekeringan menguat.

Diketahui, upaya untuk membuat sumur dalam di wilayah tersebut gagal dilaksanakan, karena kondisi tanah yang penuh dengan batuan. Kini, warga bergantung pada bantuan pendistribusian air bersih.

“Ini sudah menjadi masalah sejak saya kecil, sumber air bersih sangat langka,” jelas Nawi, salah satu warga setempat yang mengakui bahwa setiap musim kemarau, mereka mengalami kesulitan pasokan air bersih.

Setiap hari, Nawi dan keluarganya mengumpulkan air hujan dan menyimpannya di berbagai tempat penampungan di setiap sudut perkampungan.

“Air hujan kami simpan dalam tandon, sehingga bisa digunakan untuk memasak dan mandi,” katanya.

Menurut Nawi, untuk bisa mendapatkan air selama musim kemarau, mereka harus membelinya dari pemasok.

“Kami harus membeli air seharga lima ribu rupiah per jerigen, dan mengambilnya di bawah,” tambahnya.(adv)

Exit mobile version