INDOPOS.CO.ID – Jalan ruas Dola-Duria, di Km. 27 di Desa Hunogoa Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias kembali longsor. Status jalan provinsi itu merupakan akses satu-satunya dari Kota Gunungsitoli menuju Kabupaten Nias Barat dan sebagian wilayah Kabupaten Nias Selatan.
Akibat kembali longsor, Selasa (12/9/2023) dipastikan semua kebutuhan dasar akan mengalami kelangkaan dan kenaikan harga pangan dan bahan bakar minyak ke Nias Barat setidaknya hingga seminggu ke depan. Hal ini membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun Pemerintah Pusat.
“Kami minta perhatian Bapak Presiden, Menteri PUPR dan Pj. Gubernur Sumatera Utara untuk mempercepat perbaikan jalan ini. Kalau jalan ini putus, bisa mengakibatkan lumpuhnya perekonomian masyarakat Nias Barat dan sebagiab warga Nias dan Nias Selatan. Karena ini satunya-satunya akses menuju Kabupaten Nias Barat”, ujar Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu, saat turun ke lokasi untuk melihat secara langsung dan membantu evakuasi kendaraan bersama personel Polres Nias dan warga masyarakat, Rabu (13/9/2023).
Kerusakan jalan di Km.27 Desa Hunogoa tersebut, sudah terjadi berlangsung sejak pertengahan 2022. Akan tetapi oleh masyarakat diperbaiki secara gotong royong agar bisa dilalui. Karena janji pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi tak kunjung terealisasi sampai jalan tersebut kembali longsor dan semakin parah.
Menurut Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Nias Barat dan pemerintah Kabupaten/Kota lainnya melalui Forum Kepala Daerah (Forkada) se Kepulaun Nias untuk mendesak pihak Provinsi Sumatera Utara, namun hingga belum ada respon.
“Kita sudah cukup menderita selama setahun akibat putusnya jalan ini dan belum ditangani oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Berbagai upaya telah kita lakukan, namun hingga saat ini belum ada perhatian dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara”, kata Bupati Khenoki Waruwu.
Kondisi ini semakin diperparah dengan tingginya curah hujan dan banyaknya kendaraan yang melintasi jalan ini dengan tonase tinggi, sehingga mengakibatkan kendaraan terpesosok dan tidak bisa lewat. Seperti kejadian pada Selasa (12/9/2023), satu unit truk bermuatan karet terbenam dan tidak bisa lewat sehingga mengakibatkan ratusan kendaraan lainnya dari Nias Barat menuju Gunungsitoli dan sebaliknya, tidak bisa lewat dan sebagian putar balik melalui Nias Selatan dengan jarak tempuh 5 hingga 6 jam lamanya.
Khenoki mengharapkan agar pemerintah Pusat bisa mengambil alih perbaikan jalan ini karena selama ini tidak ada perhatian dan upaya nyata yang dilakukan oleh penerintah Provinsi Sumatera Utara.
“Setelah berakhirnya BRR pasca Gempa Bumi dan Tsunami di Nias tahun 2005 yang lalu, tidak ada perhatian Provinsi Sumatera Utara untuk membangun jalan ini. Kami mohon agar perintah pusat bisa mengambil alih pembangunan jalan ini agar tidak menghambat akses dari Gunungsitoli ke Nias Barat dan Kabupaten Nias Selatan,” ujarnya.
Kepada pengguna jalan yang telah menunggu lebih lima belas jam lamanya, Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu, meminta supaya sabar dan tidak terpancing emosi.
“Saya harap kepada masyarakat supaya sabar, jangan terpancing emosi. Saya tidak meninggalkan lokasi ini sebelum semua kendaraan ini lewat,” kata Bupati yang disambut tepuk tangan ratusan warga yang telah menunggu sejak Selasa (12/9/2023) malam. (ney)