INDOPOS.CO.ID – Muhammad Afan Rahmana (23), seorang milenial dari Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) tergugah untuk memulai bisnis sablon.
Ketertarikan itu muncul setelah Afan mengikuti pelatihan sablon tradisional yang diinisiasi Generasi Alumni Muda Universitas Brawijaya (UB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair) yang tergabung dalam sukarelawan Ganjar Creasi (G-Creasi).
Adapun pelatihan tersebut digelar di Warkop Bukan Hanya Kopi, Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Jatim, Minggu (26/11/2023).
“Ada banyak ilmu yang saya dapat, jadi rencananya saya berminat membuka usaha. Saya juga bisa mengajak teman-teman yang berminat nyablon karena bikin kaos sendiri itu keren,” kata Afan.
Afan mengatakan, pada pelatihan itu dipaparkan pula potensi usaha sablon di Surabaya yang terus berkembang. Dari penjelasan itu Afan semakin tertarik memulai usaha sablon ini.
“Peluangnya lumayan karena peminatnya banyak. Apalagi anak-anak muda sekarang suka banget pakai kaos dengan desain sendiri,” imbuhnya.
Afan berharap usaha yang akan dirintisnya bisa berkembang pesat. Afan pun berkomitmen untuk terus berkreasi dan berinovasi agar bisnis sablonnya kelak semakin diminati anak muda.
Sementara Afrim Rifky Ariel selaku Korda G-Creasi Surabaya mengatakan, bidang sablon bisa menjadi peluang usaha potensial bagi milenial dan gen z. Apalagi banyak anak muda yang gemar memesan desain sablon custom untuk kaos.
Tak hanya itu, Afrim menyebut peralatan produksi sablon bisa dimulai dengan yang sederhana dan mudah didapat. Sehingga milenial dan gen z relatif tidak kesulitan memulai usahanya.
“Di Surabaya sendiri potensinya sangat besar. Bisnis konveksi penyablonan ini banyak yang sudah berkembang pesat dan bisa menjadi matapencaharian,” kata dia.
Afrim berharap semakin banyak anak muda yang kreatif dan inovatif untuk menghadapi tantangan di masa depan. Salah satu pilihannya adalah menekuni bidang sablon ini.
“Kami mengajak anak muda yang punya passion dan minat di situ (sablon) dan bisa dikembangkan, kemudian bisa menjadi suatu karya yang bernilai jual,” imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam pelatihan sablon tradisional, G-Creasi memberikan pengetahuan praktik mengenai teknik sablon bernama ‘cukil’. Teknik ini menggunakan papan kayu yang dipahat membentuk gambar sebagai media cetak di permukaan kain.
Pertama-tama para milenial dan gen z diperkenalkan bahan-bahan dasar sablon cukil seperti kertas sebagai alas cetak, papan kayu, minyak tanah, kain, tinta, hingga rol karet.
Kemudian mereka diajarkan proses menyablon, mulai dari pemberian tinta pada papan kayu yang sudah dipahat bergambar, menginjak-injak papan tersebut pada permukaan kain, hingga menjemur hasil cetakannya. (gin)