INDOPOS.CO.ID – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang Banten mengecam praktik politik dinasti yang sedang dibangun presiden Jokowi.
Ketua BEM Untirta Ferdinan Algifari Putra menuturkan, ada pihak-pihak yang memaksakan kehendak membajak tokoh sentral untuk dijadikan calon wakil presiden meski belum cukup umur. Aturan kemudian dirombak sesuka hati hingga melahirkan politik dinasti.
“Semua pasti tahu putusan MK Nomor 90 ini adalah bentuk menghalalkan segala cara demi melanggengkan kuasa,” ujar Ferdinan Algifari Putra dalam keterangan, Senin (4/12/2023).
Dia menilai putusan MK Nomor 90 ini sarat dengan muatan konflik kepentingan dan terkesan dipaksakan. “Kita sepakat anak muda perlu diberi kesempatan dalam suksesi kepemimpinan, tapi tidak dengan cara yang dipaksakan dan sangat instan,” ujarnya.
Ia menambahkan, BEM Untirta memandang kemunculan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres adalah ujung dari skema penguasa yang sudah di ujung tanduk. Penguasa tidak punya pilihan lain untuk melanggengkan kekuasaan selain dengan mendapuk putra mahkota menjadi cawapres.
“Kita tahu sebelumnya sudah ada wacana duet Prabowo-Ganjar, karena skema itu gagal, Prabowo-Gibran menjadi opsi terakhir untuk mengamankan misi penguasa,” ungkapnya.
Ia menegaskan, BEM Untirta akan terus menyuarakan untuk tetap konsisten mengawal proses ini baik lewat aksi turun ke jalan atau lewat kajian-kajian di kampus.
“Kita sudah dan akan terus konsisten mengawal proses ini. Kita terus mengingatkan kepada generasi muda terutama mahasiswa bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja,” katanya.
(nas)