INDOPOS.CO.ID – Lahir dari keluarga sederhana tak membuat Andra Soni patah semangat meraih cita cita. Justru pria kelahiran 12 Agustus 1976 ini berjuang secara mandiri untuk menggapai mimpi agar bisa menjadi seorang yang berguna bagi bangsa dan negara.
Kerasnya kehidupan pernah dilakoni oleh Andra Soni, dari mulai ikut ayahnya menjadi tenaga kerja ilegal atau yang dikenal sebagai pengatang haram di Malaysia, hingga menjadi pengantar surat untuk menyambung hidup dan meraih cita cita menjadi seorang Sarjana.
Nama Andra Soni kini patut menjadi perhitungan, setelah politikus partai Gerindra kini maju sebagi calon Gubernur Banten yang diusung dan didukung oleh 10 partai politik.
Nama kader biologis Prabowo Subianto, presiden Repubik Indonesia terpilih itu kini mulai menjadi perbincangan di masyarakat setelah dirinya mendaftar sebagai bakal calon Gubernur yang berpasangan dengan kader PKS Ahmad Dimyati Natakusumah aggota DPR RI dan mantan Bupati Pandeglang dua periode
“Kami awalnya tidak begitu mengenal siapa pak Andra Soni, namun setelah kami mencari tahu profilnya ternyata orangnya santun dan relegius, sehingga sangat layak untuk diberi amanah memimpin Banten 5 tahun ke depan,” ungkap Rahmat, seorang pedagang bubur ayam dan ketupat sayur di Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak kepada indopos.co.id, Jumat (30/8/2024).
Ia menambahkan, selama hampir 5 tahun menjadi ketua DPRD Banten Andra Soni dan anggota keluarganya tidak pernah terdengar ada kasus korupsi dan ikut bermain proyek APBD Banten.
“Biasanya kalau pejabat tinggi itu, selalu saja ada anggota keluarganya yang ikut ikutan bermain proyek APBD. Tetapi yang saya tahu tidak ada satu pun anggota keluarga pak Andra Soni yang ikut bermain proyek di APBD,” cetusnya.
Rahmat mengatakan, Andra Soni menjadi motivatir bagi dirinya bahwa untuk menjadi pejabat tidak harus berasal dari keluarga kaya atau berpengaruh, namun orang biasa pun berhak untuk menjadi pejabat di negeri ini.“Sekarang siapa yang berani melawan dinasti Atut di Banten kalau bukan Andra Soni,” katanya.
Sementara Andra Soni mengatakan, Tagline Koalisi Banten Maju dapat diterjemahkan bahwa Banten sebagai ‘Desa Besar’ yang harus memiliki kedaulatan dalam kehidupan ekonomi.
Selain itu, stigma yang selama ini melekat bahwa Desa adalah simbol keterbelakangan dan kemiskinan yang harus dirubah melalui kebijakan moderinasasi pedesaan. Yaitu, memfasilitasi kegiatan ekonomi pedesaan menjadi lebih produktif dan memiliki nilai tambah, melalui revitalisasi kegiatan pertanian, peternakan, perikanan.
“Masyarakat harus difasilitasi melalui bantuan bantuan peralatan dan akses permodalan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi pedesaan yang lebih produkuktif dan bernilai tambah, sehingga Desa di Provinsi Banten mampu menjadi pusat penyedia atau supplier komoditi pertanian, peternakan dan perikanan, bagi wilayah Banten khususnya dan Indonesia umumnya,” ujar Andra Soni.
Ketika disinggung apakah dirinya optimis dapat memenangkan kontenstan di Pilgub Banten ? Andra meyakini, semua parpol pendukung yang tergabung dalam Koalisi Banten Maju akan bekerja keras untuk bisa menang melawan calon yang diusung oleh Golkar dan PDIP tersebut.
“Insya Alllah mesin partai politik akan bekerja maksimal untuk memenangkan pertarungan ini.Mohon doanya,” kata Andra Soni yang sempat mendapatkan surat rekomendasi atau B1KWK dari ketua umum Golkar Bahlil Lahadalia ini.
Diketahui, Andra Soni adalah seorang anak dari keluarga petani yang kurang beruntung secara ekonomi. Pria kelahiran 12 Agustus 1976 ini berasal dari sebuah desa kecil di Indonesia yang mana masyarakat di desa asalnya itu rata rata bekerja sebagai petani
“Jadi orang tua saya, ibu dan bapak saya, kami tinggal di desa kecil atau dusun kecil di suatu daerah dan orang tua saya bertani atau petani, karena memang di kampung kami rara rata mengandalak hidu dari bertani petani,” kata Andra Soni.
Andra Soni menjelaskan, kondisi perekonomian itu membuat sebagian masyarakat desa memilih untuk merantau, termasuk dirinya yang ikut bersama orang tuanya.Saat dirinya berusia lima tahun ikut pergi bersama orang tuanya merantau ke Malaysia menjadi buruh kelapa sawit yang berangkat secara ilegal.
Perjalanan ke Negeri Jiran pun menjadi sebuah perjalanan yang dikenang sepanjang hidup pria berkulit sawo matang itu. Meski berstatus ilegal di Malaysia, Andra Soni tetap diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan oleh pemerintah setempat.
“Saya sempat sekolah di sana sebagai anak dari pekerja tanpa dokumen, kalau dulu kasar sekali disebutnya ‘pendatang haram’. Jadi kecil saya sering berkelahi sama teman-teman seusia saya karena sering dibully sebagai ‘pendatang haram’. Saya sekolah sampai kelas 5 SD, di hari libur biasanya saya bantu orang tua saya untuk memungut biji kelapa sawit,” ucapnya.
Setelah selesai menamatkan pendidikan di bangku SD, Andra Soni tak bisa melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena terbentur kelengkapan dokumen. Karena itu, Andra Soni terpaksa harus pulang ke Indonesia ikut bersama sang kakak di Ciledug, Tangerang,Banten.
Perubahan drastis terjadi saat memasuki bangku kelas dua SMP, Andra Soni diangkat sebagai anak oleh orang tua angkatnya yakni Raden Muhidin Wiranata Kusuma. Sebagai anak angkat, Andra Soni dididik dan diperlakukan dengan sangat baik, termasuk memenuhi kebutuhan pendidikannya hingga lulus SMA.
Singkat cerita, Andra Soni pun terpaksa tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi lantaran biaya. Ia pun bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta, yang mana gaji yang diterima itu dikumpulkan untuk mendaftar kuliah di STIE Bakti Pembangunan program Diploma III.
Perjalanan di masa kuliah Andra Soni pun tidak mulus, proyek yang tengah digarap perusahaan tempat dirinya bekerja harus terhenti akibat krisis moneter. Alhasil, terpaksa ia harus cuti dari kuliah di semester tiga.
Setelah itu, Andra Soni pindah bekerja di perusahaan lain sebagai kurir surat atau tukang antar surat. Di tengah kesibukannya sebagai kurir surat, Andra Soni kembali melanjutkan kuliahnya meskipun beberapa kali terpaksa cuti kembali.”Saya kerja sambil kuliah dan beberapa kali saya harus cuti, sehingga Diploma III saya selesai baru tahun 2001, saya kuliah 1996,” imbuhnya.
Sementara itu, karier Andra Soni di tempat kerjanya terus meningkat mulai dari posisi sales, kepala cabang, marketing manajer, hingga kemudian dipromosikan menjadi manajer.
Di tengah perjalanannya, Andra pun berniat untuk membangun perusahaannya sendiri. Bermodalkan niat dan dukungan serta motivasi dari sang istri, ia pun membangun perusahaan ekspedisi sendiri bernama PT Antaran Sukses Express (AS Express), yang mana kata “AS” merupakan inisial namanya Andra Soni. Secara perlahan dengan jerih payahnya, perusahaannya pun memiliki perwakilan di sejumlah negara.
Seiring berkembangnya usaha dan lingkungan, Andra Soni pun memutuskan untuk terjun ke dunia politik untuk menjadi calon anggota legislatif dari Partai Gerindra pada Pemilu 2014, dan berhasil lolos dengan perolehan suara yang cukup memuaskan.
Dalam perjalanan karier di dunia politik, Andra Soni diangkat menjadi sebagai Sekretaris DPD Gerindra banten mendampingi Desmond J Mahesa. Kemudian, Andra Soni ditunjuk sebagai Ketua DPD Gerindra Banten menggantikan Desmond J Mahesa, yang wafat pada 24 Juni 2023.
Keberuntungan pun kembali terjadi saat Pemilu 2019, Andra Soni terpilih kembali. Ia pun direkomendasikan menjadi Ketua DPRD Provinsi Banten periode 2019-2024.
Saat ini Partai Gerindra mengusung Andra Soni untuk bertarung dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Banten berpasangan dengan Dimyati Natakusumah suami dari Bupati Pandeglang Irna Narulita
Gerindra menilai sosok Andra Soni dapat membuktikan bahwa pejabat tidak harus selalu berasal dari lingkungan yang penuh dengan kekuasaan dan orang kaya, namun milik semua warga negara yangmememnuhi syarat.
Dipilihnya Andra Soni ketua DPD Gerindra Banten sebagai calon Gubernur, agar nantinya dapat mengawal dan mengimplementasilan program yang dilaksanakan oleh pemerintahan presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka untuk diterapkan di wilayah Banten. (yas)