INDOPOS.CO.ID – Tepat setahun sejak Peristiwa Badai Al-Aqsha, Dompet Dhuafa Sulsel bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muslim Indonesia (BEM FAI UMI) menggelar Tabligh Akbar di Auditorium Al-Jibra, Minggu (6/10/2024).
Acara ini bertujuan untuk kembali menyuarakan dukungan dan kepedulian terhadap Palestina serta mengenang genosida yang menimpa saudara-saudara kita di sana.
Badai Al-Aqsha, sebuah operasi militer yang diluncurkan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, merupakan serangan mendadak terhadap Israel sebagai balasan atas kekejaman yang dialami rakyat Palestina selama beberapa dekade. Serangan tersebut menewaskan 1.400 orang dan melukai 3.000 lainnya di pihak Israel. Peristiwa ini menjadi simbol perlawanan masyarakat Palestina, khususnya di Al-Aqsha, terhadap penindasan yang berlangsung lebih dari setengah abad.
Acara yang mengusung tema “Memperingati 1 Tahun Badai Al-Aqsha Palestina” ini turut diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk Puisi Kemanusiaan oleh siswa TK IT Darul Fikri, Dialog Kemanusiaan, penampilan Teatrikal dari mahasiswa Pusat Disabilitas UNHAS, nonton bareng film tentang tragedi genosida di Palestina, serta tausiah oleh Ustadz Icuk Rifai Al-Azhary.
Kehadiran Para Tokoh dan Pesan Solidaritas Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan III Universitas Muslim Indonesia, Moh Syaril S.Pd., M.Pd., Asisten Wakil Rektor III Dr. Djamal Bijang, dan pimpinan cabang Dompet Dhuafa Sulsel, Pandu Heru Satrio. Dalam sambutannya, Dr. Djamal Bijang mengungkapkan rasa terima kasih kepada panitia dan masyarakat yang tetap antusias menyuarakan dukungan bagi kemerdekaan Palestina.
“Kegiatan ini menjadi refleksi bahwa setahun lalu, pada 7 Oktober 2023, genosida yang dilakukan Zionis sangat kejam dan menelan banyak korban. Kita harus terus bersuara, baik melalui media sosial maupun aksi nyata, untuk mendukung kemerdekaan Palestina,” ujar Djamal Bijang.
Dialog Kemanusiaan menghadirkan beberapa pembicara, termasuk Ramayani, seorang influencer, serta Ali A M Elayyan, mahasiswa Palestina di Indonesia. Ramayani menekankan bahwa genosida di Palestina bukan sekadar masalah agama atau ras, tetapi merupakan isu kemanusiaan global.
“Mari kita terus menyuarakan, mendoakan, dan memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita di Palestina,” ujarnya.
Ali A M Elayyan juga membagikan pengalaman keluarganya yang harus mengungsi akibat penindasan Zionis Israel.
“Saya berharap masyarakat Indonesia terus membaca dan berdiskusi soal Palestina, karena kita memiliki harapan yang sama, yaitu kemerdekaan Palestina,” ungkapnya.
Disaster Management Center Dompet Dhuafa Akbar Saddam, menjelaskan bahwa timnya terus menyalurkan bantuan melalui misi kemanusiaan bersama pemerintah Indonesia, mitra lokal di Gaza, dan melalui Misi Kemanusiaan Indonesian Humanitarian Alliance.
Kebutuhan mendesak yang saat ini disalurkan termasuk bahan makanan, kebutuhan kesehatan, dan air bersih. Dialog Kemanusiaan ditutup dengan pesan dari Pandu Heru Satrio, pimpinan cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan, yang menekankan lima cara untuk membela Palestina: melalui perang, donasi, boikot produk yang berafiliasi dengan Israel, menyebarkan kesadaran di media sosial, dan melalui doa.
Acara ini ditutup dengan Galang Donasi dan Do’a Bersama untuk sauda-saudara kita yang berada di Palestina, yang dipimpin langsung oleh Ustad Icuk Rifai Al-Azhary. (adv)