INDOPOS.CO.ID – Agus Ider Alamnsyah atau yang akrab disapa Agus Rambo anggota Fraksi PDIP DPRD Lebak melaporkan seorang aktivis berinisial DK ke Polda Banten dan Mabes Polri.
Agus melaporkan DK ke polisi lantaran namanya diseret dalam aksi demo berdarah di depan gedung DPRD Lebak yang berujung tewasnya Yadi Suryadi anggota Satpol PP setempat belum lama ini.
“Saya telah menunjuk pengacara untuk melaporkon seorang oknum aktivis yang telah menyerat nama saya dalam aksi demo berdarah berinisial DK. DImana DK dalam video yang beredar di publik menyebutkan bahwa aksi demo yang didalangi oleh dirinya itu adalah untuk kepentingan agar saya menjadi ketua DPRD Lebak,” terang Agus Rambo kepada indopos.coid, Rabu (16/10/2024).
Ia menyebutkkan, selama ini tidak pernah berkomunikasi atau berinteraksi dengan DK terkait persoalan partai atau keinginan menjadi ketua DPRD Lebak,baik secara lisan maupun melalui sembungan telepon.
“Makanya kenapa saya ingin melaporkan saudara DK ke Polda Banten dan Mabes Polri karena disana ada unit Siber, sehingga polisi bisa membuka percakapan elektronik DK dengan siapa saja dia selama ini berkomunikasi terkait aksi demo yang dilakukan di DPRD Lebak yang berujung tewasnya anggota Satpol PP.
Agus Rambo menduga, disebutkannya nama dirinya oleh DK adalah untuk pengalihan isu dan diduga untuk melindungi seseorang agar kasus tewasnya anggota StpolPP Lebak itu berhenti sampai di diri DK oleh Polres Lebak sehingga tidak menyentuh aktor intelektualnya.
“Saya menduga ini adalah upaya untuk pengalihan isu dan mengadu domba antara saya dengan ibu Juwita Wulandari ketua DPRD Lebak.Sebab saya tidak berminat menjadi ketua DPRD Lebak, dan nama saya juga tidak masuk dalam usulan DPC PDIP Lebak untuk menjadi calon ketua DPRD,” cetus Agus.
Sebelumnya, publik dikagetkan adanya pengakuan dari Dede Kodir (DK) seorang aktivis dan pimpinan Ormas di Kabupaten Lebak, bahwa aksi demo yang berujung tewasnya Yadi Suryadi anggota SatpolPP Labak akibat tertimpa pagar gedung dewan yang roboh adalah tanggungajawab dirinya.
“Menyikapi aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Lebak tanggal 22 September 2024 itu murni adalah inisiatif saya pribadi, tidak ada sokongan atau intervensi dari pihak manapun,” tegas Dede Kodir yang saat itu tengah menjalani pemeriksaan oleh Polres Lebak.
Dede Kodir juga meyebutkan, aksi itu tidak ada pemodal apalagi sampai menyudutkan nama seseorang, seperti nama Junaedi Ibnu Jarta ketua DPC PDIP Lebak.
“Kenapa saya melakukan aksi ini, karena saya tidak ingin lembaga negara setingkat DPRD ini dipimpin oleh anak yang merasa bangga menjadi keturunan organsisasi terlarang,” cetusnya dalam video yang dikutip indopos.co.id.
“Sekali lagi saya tegaskan, aksi ini atas inisitif pribadi saya sendiri,tidak ada sokongan, perintah atau apa yang menjadi bola liar di masyarakat yang menyudutkan nama seseorang, yaitu pak Junaedi Ibu Jarta.Saya tegaskan sekali lagi, saya tak ingin lembaga dewan ini dipimpin oleh anak yang bangga menjadi anak PKI,” sambungnya.
Ia juga menyebutkan, tujuan adanya aksi penolakan terhadap Juwita, sementara Junaedi Ibnu Jarta tidak mungkin menjadi ketua DPRD karena sudah dua kali berturut turut menjadi pimpinan DPRD Lebak,sehingga dirinya berharap DPP PDIP menunjuk Agus Rambo atau Agus Ider Alamsyah politisi senior di PDIP Lebak menjadi ketua DPRD Lebak. (yas)