Menpora Terima Ketum KOI, Laporkan Hasil Raker hingga Bahas Perencanaan Kegiatan Tahun 2022

menpora

Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menerima kedatangan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari (kanan) di lantai 10, Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (24/1). Foto: Kemenpora

INDOPOS.CO.ID – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menerima kedatangan Ketua Umum (Ketum) Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari di lantai 10, Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (24/1). Kedatangan Ketum KOI dan jajaran untuk melaporkan hasil Rapat Kerja (Raker) KOI yang digelar pada 20-22 Januari 2022 lalu dan perencanaan tahun 2022.

“Mendengarkan hasil raker Komite Olimpiade Indonesia sekaligus perencanaan tahun 2022 yang berkaitan dengan KOI, kegiatan-kegiatan yang terkait kegiatan even olahraga internasional,” kata Menpora saat memimpin pertemuan ini.

Dalam paparannya, Raja Sapta Oktohari melaporkan bahwa pihaknya telah sukses melakukan raker.

“Terkait dengan hasil raker sedang kita informalkan,” ujarnya.

Di samping itu, Ketum KOI mengungkapkan pihaknya mendukung upaya-upaya pemerintah dalam memajukan olahraga melalui Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Menurutnya, saat ini DBON telah merubah paradigma masyarakat olahraga Indonesia bahwa fokus utama adalah olimpiade.

“Dengan adanya DBON, akhirnya kita akan menbuat project pada atlet dan pelaku olahraga fokusnya itu olimpiade,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Oktohari juga mengusulkan sejumlah nama untuk menjadi Chef de Mission (CdM) untuk ajang olahraga SEA Games 2022 di Vietnam dan Asian Games di Hangzhou 2022. Selain itu, dia juga mempertanyakan terkait karantina atlet dan official yang datang dari luar negeri.

Menggapi paparan Ketum KOI, Menpora mengatakan, pihaknya konsisten akan menempatkan SEA Games dan Asian Games sebagai sasaran antara.

“Sehingga SEA dan Asian itu untuk menuju olimpiade Paris 2024. Sekaligus menjadi ajang mempersiapkan kualifikasi yang ada, kita konsentrasi pada cabang olahraga DBON dan yang tidak masuk dalam DBON tapi punya kemungkinan berprestasi,” ucapnya.

Selanjutnya, kata Menpora Amali, untuk SEA Games dan Asian Games pihaknya tidak akan mengirim banyak kontingen seperti yang dilakukan sebelum-sebelumnya. Namun para atlet yang dikirim adalah mereka yang bisa dipastikan meraih prestasi.

Dalam kesempatan ini, Menpora mengatakan dalam ajang multi event SEA Games dan Asian Games target pemerintah bukan lagi peringkat, melainkan bagaimana cabang olahraga tertentu bisa meraih juara umum.

“Jadi ada perubahan paradigma kita dalam Prepres 86 tahun 2021 tentang DBON dalam melihat prestasi. Jadi bukan peringkat lagi (SEA Games dan Asian Games), yang kita peringkat itu olimpiade,” ungkapnya.

Terkait Karantina atlet dan official dari luar negeri, Menurut Amali berdasarkan hasil rapat terbatas bersama Wakil Presiden semua diperlakukan sama dengan sistem bubble seperti Badminton (BWF Wolrd Tour) di Bali dan World Superbike di Nusa Tenggara Barat.

“Jadi semua atlet diperlakukan sama, dengan sistem bubble. Pada saat mereka datang di bandara, kemudian ke hotel dan tidak ke mana-mana,” tuturnya. (rmn)

Exit mobile version