INDOPOS.CO.ID – Pemilik Chelsea selaku milarder asal Rusia Roman Abramovich mendapat sanksi dari pemerintah Inggris sebagai bagian dari upaya untuk menindak orang kaya Rusia yang memiliki aset di negara itu.
Pemilik Chelsea Football Club adalah salah satu dari tujuh oligarki Rusia yang telah dijatuhi sanksi oleh pemerintah Inggris pada hari Kamis (10/3/2022) sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Sebuah dokumen pemerintah mengumumkan bahwa Abramovich telah memiliki hubungan dekat selama beberapa dekade dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Asosiasi ini termasuk memperoleh keuntungan finansial atau keuntungan material lainnya dari Putin dan pemerintah Rusia,” katanya, seperti dilansir Sky News, Kamis (10/3/2022).
Pekan lalu, Abramovich mengumumkan bahwa ia bermaksud untuk menjual Chelsea setelah hampir 20 tahun kepemilikan atas klub tersebut. Ia berjanji hasil bersih dari penjualan akan disumbangkan ke semua korban perang di Ukraina.
Sanksi akan mulai berlaku sebelum penjualan klub sepak bola, yang sebelumnya diperkirakan bernilai sekitar £3 miliar tersebut.
Sponsor kaos Chelsea Three, perusahaan telepon seluler dan telekomunikasi, mengatakan mereka sedang meninjau kembali hubungan mereka dengan klub setelah pemerintah Inggris mengumumkan sanksi terhadap pemilik klub Chelsea.
“Kami sedang berdiskusi dengan Chelsea dan kami sedang meninjau posisi kami,” kata juru bicara Three.
Sponsor klub lain, layanan pengiriman Zapp, mengatakan kemitraannya dengan klub juga sekarang dalam peninjauan.
Aset Abramovich akan dibekukan akibat sanksi tersebut, juga akan menghadapi larangan transaksi dengan individu dan bisnis Inggris dan dilarang melakukan perjalanan memasuki Inggris.
Dampak lain dari sanksi tersebut berimbas ke jet dan yacht yang dimiliki atau disewa oleh Abramovich dapat disita.
Kekayaan bersih pemilik Chelsea tersebut diperkirakan sebesar £9,4 miliar dan dia adalah salah satu dari sedikit oligarki dari tahun 1990-an yang mempertahankan keunggulannya di bawah Putin.
Inggris adalah negara pertama yang memberikan sanksi kepada Abramovich, yang oleh pemerintah digambarkan sebagai “oligarki pro-Kremlin”.
Enam oligarki Rusia lainnya yang telah diberi sanksi oleh pemerintah Inggris pada hari Kamis yakni Oleg Deripaska, yang memiliki saham di En+ Group, perusahaan ekstraktif dan energi besar; Igor Sechin, Kepala Eksekutif Rosneft, sebuah perusahaan minyak negara Rusia;
Andrey Kostin, Ketua Bank VTB, bank terbesar kedua di Rusia; Alexei Miller, Kepala Eksekutif Perusahaan Energi Gazprom; Nikolai Tokarev, Presiden perusahaan pipa milik negara Rusia, Transneft; dan Dmitri Lebedev, Ketua Dewan Direksi Bank Rossiya, secara luas dianggap sebagai bank swasta Kremlin.
Tujuh orang yang dikenai sanksi tersebut memiliki kekayaan bersih kolektif sekitar £15 miliar.
Pemerintah kini telah memberikan sanksi kepada lebih dari 200 orang dan entitas.
Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan Abramovich dan oligarki Rusia lainnya yang dikenai sanksi “terlibat” dalam agresi Putin dan seharusnya “tidak ada tempat untuk bersembunyi” bagi individu yang dekat dengan rezimnya (Putin).
“Darah rakyat Ukraina ada di tangan mereka. Mereka harus menundukkan kepala karena malu,” katanya.
“Dukungan kami untuk Ukraina tidak akan goyah. Kami tidak akan berhenti dalam misi ini untuk meningkatkan tekanan pada rezim Putin dan menghentikan dana untuk mesin perang brutalnya,” tambah Liz Truss. (dam)