Meski Menang Lawan Kosta Rika, Jerman Tersingkir dari Babak 16 Besar

Serge-Gnabry

Serge Gnabry memberi Jerman keunggulan pada menit ke-10.(skysports.com)

INDOPOS.CO.ID – Jerman tersingkir untuk kedua kalinya secara beruntun di fase grup Piala Dunia meski menang 4-2 atas Kosta Rika pada pertandingan Grup E di Stadion Al Bayt, Jumat (2/12/2022) dini hari WIB.

Setelah mengumpulkan hanya satu poin dari dua pertandingan pembukaan mereka, juara dunia empat kali Jerman, yang juga tersingkir di babak penyisihan grup pada 2018, menyadari bahwa untuk lolos ke babak 16 besar mereka harus menang melawan Kosta Rika.

Namun meski mengamankan hasil yang mereka butuhkan, Jepang mencetak gol kemenangan yang kontroversial untuk mengalahkan Spanyol dan menyingkirkan tim Hansi Flick dari babak 16 besar karena Spanyol lebih unggul dari selisih gol.

Sundulan awal Serge Gnabry pada menit ke-10 tampaknya telah membawa Jerman menuju tiga poin yang nyaman. Namun, gol di babak kedua dari Yeltsin Tejeda pada menit ke-58 dan gol bunuh diri Manuel Neuer pada menit ke-70 secara luar biasa menempatkan Kosta Rika di posisi terdepan kemungkinan lolos ke babak 16 besar dan meningkatkan kemungkinan tersingkirnya Jerman dan Spanyol.

Namun drama tidak berakhir di situ. Pemain pengganti Jerman dan pemain depan Chelsea Kai Havertz membalikkan keadaan lagi dengan dua gol yang diambil dengan baik pada menit ke-73 dab 85 sebelum sesama pemain pengganti Niclas Fullkrug menjadikannya 4-2 pada menit ke-89. Kemenangan itu tidak cukup karena pemenang turnamen 2014 itu finis ketiga di Grup E, dengan Spanyol dan Jepang di atasnya.

Pertandingan tersebut juga membuat sejarah karena Stephanie Frappart dari Prancis menjadi wanita pertama yang menjadi wasit pertandingan di Piala Dunia putra. Asisten Neuza Back dari Brasil dan Karen Diaz Medina dari Meksiko menjadikannya tim lapangan yang semuanya wanita.

Jepang finis di puncak Grup E dengan enam poin. Itu berarti mereka akan menghadapi runner-up Grup F Kroasia di babak 16 besar pada hari Senin (5/12/2022).

Spanyol finis kedua dengan empat poin, unggul selisih gol dari Jerman, dan akan menghadapi juara Grup F Maroko di babak 16 besar pada hari Selasa (6/12/2022).

Gol kontroversial Jepang saat melawan Spanyol yang membuat Jerman tersingkir. (skysports.com)

Kosta Rika finis terbawah Grup E dengan tiga poin dan, seperti Jerman, tersingkir dari kompetisi.

Menanggapi kegagalan ini, pelatih Jerman Hansi Flick mengaku kecewa dan marah dengan timnya.

“Di babak pertama saya kecewa dan sangat marah pada tim saya dan bagaimana kami membiarkan lawan bangkit. Kami ingin mencetak tiga atau empat gol di babak pertama tetapi kemudian kami melakukan kesalahan,” tandas Flick seperti dilansir Sky Sports, Jumat (2/12/2022).

“Jika Anda mengenal saya dan tim saya, saya tahu kami bisa bangkit dengan cepat dan pulih dari itu. Kami akan mengerjakan masa depan yang sangat penting dan sangat menentukan, dan kami akan melihat bagaimana kami dapat mengimplementasikan ide kami. Mengingat Kejuaraan Eropa, sulit untuk membicarakannya sekarang setelah eliminasi,” ungkapnya.

“Sekarang kami perlu menilai pekerjaan kami selama Piala Dunia, dan menuju ke arah yang berbeda. Ini adalah langkah selanjutnya yang akan kami lakukan dan kami akan segera melakukannya. Untuk masa depan sepak bola Jerman, kami perlu berlatih secara berbeda,” tuturnya.

“Selama bertahun-tahun kami telah berbicara tentang penjaga gawang dan bek sayap baru, tetapi yang selalu bagus adalah kami bertahan dengan baik. Kami membutuhkan dasar-dasar yang benar,” tambahnya.

Sementara itu, pelatih Kosta Rika Luis Fernando mengatakan meski kalah dan tersingkir dari babak 16 besar, timnya masih bisa pulang dengan kepala tegak.

“Di Piala Dunia ini, kami menunjukkan apa itu Kosta Rika. Saya sangat tenang bahwa kami dapat pergi dengan kepala tegak. Saya sangat bangga dengan skuad ini, mereka sangat istimewa. Saya sangat bangga dengan mereka, lebih dari sebelumnya,” ujarnya.

“Saya pergi dengan perasaan sedih, bukan karena kami kalah tetapi karena kami pergi. Sulit untuk mengalami ini sebagai pelatih, terlebih lagi di Piala Dunia,” ungkapnya.

“Yang paling penting adalah masih banyak ruang untuk perbaikan. Dalam empat tahun ke depan ada hal-hal yang perlu kami ubah, tetapi kami perlu mengembangkan semua yang telah kami lakukan dalam beberapa tahun terakhir,” tutupnya. (dam)

Exit mobile version