INDPOPOS.CO.ID – Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyorot, gimmick calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat debat keempat pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Aksi yang dilakukannya mengingatkan tanggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal debat.
Gibran terlihat melakukan gimmick, mencari-cari jawaban cawapres nomor urut 3 Mahfud MD saat menanyakan soal cara mengatasi greenflation atau inflasi hijau. Debat kedua cawapres itu dihelat di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
“Saya jadi teringat komentar pak Jokowi atas debat ke tiga sebelumnya. Pak Jokowi menyatakan agar di dalam debat tidak ada serangan personal dan bertujuan untuk pendidikan politik,” kata Ray melalui gawai, Jakarta, Senin (22/1/2024).
Kala itu, Jokowi menyinggung debat harus mengedukasi pemilih. Namun, cara yang dilakukan putra sulungnya pada Mahfud MD saat debat keempat Pilpres 2024 mendapat respons negafif.
“Apakah kiranya debat malam ini merupakan contoh debat beretika dan penuh pendidikan politik?,” ucap Ray.
Di sisi lain, seperti diduga sebelumnya, Gibran akan mempergunakan debat kedua cawapres sebagai ajang “balas dendam”. Sebab debat sebelumnya calon presiden Prabowo Subianto tak tampil optimal.
“Balas dendam” atas situasi debat sebelumnya yang menimbulkan banyak tangis di kalangan pemilih 02. Dan malam ini, suasana itu terlihat dengan jelas,” tutur Ray.
Ia menilai Gibran bersifat terbuka dan bahkan cenderung menyerang. Sementara cawapres 01 dan cawapres 03 lebih bersifat defensif.
“Banyak sindiran-sindiran 02 dilontarkan kepada 01 dan 03,” imbuhnya.
Presiden Jokowi mengomentari debat ketiga Pilpres kurang menampilkan substansi dan visi para calon presiden. Juga menyoroti soal saling serang antar capres dalam debat tersebut. Debat kedua capres itu digelar pada Minggu (7/1/2024).
“Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya nggak apa, asal (menyerang) kebijakan, asal policy, asal visi, nggak apa,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.
“Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak baik dan enggak mengedukasi,” tambahnya. (dan)