Kementan-Kemenperin Dorong Inovasi Industri Kreatif Pangan Berbasis Digital

Pangan Online

Ilustrasi

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pengembagan hilirisasi pertanian guna mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern sehingga sektor pertanian semakin kuat sebagai penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaaan dan nasional, terutama di tengah tantangan global. Berangkat dari ini, Kementan bersinergi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong inovasi industri kreatif pangan berbasis digital.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan, inovasi industri kreatif pangan berbasis digital merupakan salah satu bentuk implementasi arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yakni menjadikan sektor pertanian yang maju, mandiri dan modern sehingga hilirisasi pangan semakin berkembang yang dampaknya meningkatkan nilai tambah produk, ekspor dan kesejahteraan petani. Hilirisasi produk pangan petani tidak hanya mengenalkan bagaimana hasil produk pangan petani diolah, tetapi juga produk hasil petani oleh UMKM dipasarkan bukan hanya secara offline, tetapi juga secara online atau digital.

“Seluruh pangan lokal seperti jagung, ubi jalar dan lain-lain semuanya mempunyai manfaat yang luar biasa. Dengan kreativitas, semua bagian dapat diolah menjadi produk pertama, sampingan, dan sisanya pun bisa dijadikan kompos. Dengan kemajuan teknologi digital, pemasaran pangan pun menjadi lebih efektif, cepat menembuh konsumen pada semua elemen bahkan ekspor menjadi lebih mudah,” kata Suwandi dalam Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani episode 407 yang bertema Inovasi dan Pengembangan Industri Kreatif Pangan Lokal Berbasis Digital, Rabu (6/4/2022).

Menurutnya, kunci keberhasilan komoditas pangan lokal diminati industri yakni melakukan market driven, yakni bagaimana merekayasa sedemikian rupa pangan lokal menjadi lifestyle yang diminati konsumen terutama kaum millenial. Apabila dari sisi market driven didorong, maka petani akan senang karena produknya dibeli dan dipasarkan dengan baik.

“Ekspor singkong dan produk turunannya naik sampai 300 persen. Ubi kayu dan ubi jalar pun naik. Kami sudah bekerja sama dengan hotel agar produk pangan lokal ini bisa masuk ke hotel-hotel dan diperkenalkan secara luas,” jelasnya.

Di acara yang sama, Indra Akbar Dilana dari IKMA, Kemenperin menuturkan industri kecil dan menengah (IKM) merupakan salah satu sektor pada usaha kecil dan menengah yang menekankan proses industri dalam aktivitasnya. Adapun program peningkatan daya saing IKM antara lain melalui akses pembiayaan, mendorong IKM untuk mengakses KUR dan mendorong ekspor.

Berikutnya, lanjut Indra, adalah bahan baku yang berupa material center dan kerjasama logistik. Kemudian fasilitas teknologi dan sarana prasarana produksi serta peningkatan kualitas produk, keahlian SDM dan peningkatan akses pasar.

“Kami juga mempunyai fasilitas promosi IKM makanan, yaitu dengan cara Identifikasi dan analisa trend pasar di lokasi pameran dalam dan luar negeri, kriteria penentuan event atau pameran, publikasi pelaksanaan pameran terpilih, dan pelaksanaan bimbingan ekspor,” ujar Indra.

Tita Aviana, dari BBSPJIA, Kemenperin menambahkan trend makanan saat ini berasal dari plant based produk sebagai alternatif daging, produk yang mendukung gaya hidup sehat, produk yang menenangkan, relaksasi, mengurangi stress, pengembangan rasa, dan makanan tradisional kekinian.

“Pangan Fungsional adalah pangan (segar/olahan) yang mengandung komponen yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi fisiologis tertentu, dan/atau mengurangi risiko sakit yang dibuktikan berdasarkan kajian ilmiah, harus menunjukkan manfaatnya dengan jumlah yang biasa dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehari-hari,” jelasnya.(wib/pr)

Exit mobile version