Pentingnya Etika Berinternet di Era Digital

Ngobras

Webinar ngrobrol bareng legislator bertajuk membangun posisi Indonesia di dunia dengan kekuatan netizen. Foto: Ist

INDOPOS.CO.ID – Internet memang bukan lagi hal baru di Indonesia. Namun, sebagian netizen belum sopan berkomentar.

Penyebabnya ialah minim edukasi sejak dini, baik dari orang tua, sekolah dan lingkungan sekitar.

Anggota Komisi I DPR R. Imron Amin berbicara tentang etika, suatu aturan tidak tertulis, namun lebih mengedepankan nilai-nilai kesopanan sesuai aturan yang berlaku menurut budaya.

Hal tersebut memang sulit di terapkan di media sosial, karena tidak diketahui dari mana saja orang-orang tersebut dalam obrolan di kolom chat sebuah konten misalnya.

“Perlu di ingat bawa kita adalah bangsa Indonesia, terkenal akan keramah-tamahannya jadi tidak ada salahnya terus berbicara dan berkomentar yang baik-baik saja, boleh kritis tapi ada etikanya,” kata Imran dalam webinar ngrobrol bareng legislator, Jakarta, Jumat (15/4/2022).

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pemerintah saat ini bukan hanya sebagai regulator. Kominfo berperan sebagai regulator, fasilitator, dan akselerator di bidang digital.

Fungsi dari pemerintah kian meluas dengan menjadi fasilitator hingga katalisator, mendukung ekosistem percepatan transformasi digital tersebut.

“Kementerian Kominfo bersama Siberkreasi serta mitra dan jejaringnya hadir, memberikan perhatian literasi digital yang menjadi kemampuan digital tingkat dasar bagi seluruh lapisan masyarat Indonesia,” ucap Semuel.

Peneliti Komunikasi Politik Effendi Gazali menyadari akan ada polarisasi maupun perbedaan pendapat. Tapi bagaimana semua pihak bisa mencari cara-cara paling tepat menemukan solusi dari sebuah perbedaan. Terutama dalam bersosial media.

“Maka itu pentingya etika dalam dunia digital, agar tidak menyinggung perasaan orang diluar sana dan perlu saya tekankan sekali lagi kalau kita bermain Internet artinya, kita sudah siap membuka diri dari segala arah,” cetus Effendi.

Adapun pelatihan empat pilar utama literasi digital. Di antaranya kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital. Kegiatan itu dapat terus dilihat melalui info.literasidigital.id atau melalui media sosial @siberkreasi.(dan)

Exit mobile version